Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Teheran. Iran mengklaim telah sukses menguji rudal jarak menengah mereka. Uji coba itu tetap dilakukan meski kini Iran tengah ditekan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait program uji coba balistik mereka.
Dilansir BBC, Sabtu (23/9), peluncuran rudal jarak menengah yang diberi nama Khoramshahr itu ditayangkan melalui siaran televisi. Namun, tidak jelas di mana letak lokasi peluncuran rudal tersebut.
Rudal Khoramshahr pertama kali ditunjukkan saat parade militer di Teheran, Jumat (22/9). Rudal ini punya kemampuan mengangkut beberapa hulu ledak, bisa menempuh jarak 2 ribu kilometer (1.242 miles).
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani telah menegaskan untuk meningkatkan kemampuan rudalnya dan tak akan meminta izin dari negara manapun untuk melakukan hal itu. Dalam pidatonya di Teheran, Rouhani menekankan Iran tak akan mberhenti meningkatkan kekuatan militernya.
"Kita akan meningkatkan kekuatan militer kita sebagai pencegah. Kita akan meningkatkan kemampuan rudal kita. Kita tak akan meminta izin dari siapapun untuk membela negara kita," tegas Rouhani dalam pidato saat parade Angkatan Bersenjata hari Jumat kemarin yang disiarkan televisi pemerintah Iran.
"Semua negara di dunia mendukung kesepakatan nuklir di Majelis Umum PBB tahun ini, kecuali Amerika Serikat dan rezim Zionis (Israel)," cetus Rouhani, seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (22/9).
Komentar Rouhani itu disebut-sebut akan meningkatkan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Sebab sebelumnya dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB, Trump menuding Iran memproduksi rudal-rudal "berbahaya" dan mengekspor kekerasan ke Yaman, Suriah dan negara-negara lainnya.
Trump juga mengkritik kesepakatan nuklir yang dicapai Iran dan enam negara kekuatan dunia -- AS, Inggris, Prancis, China, Rusia dan Jerman -- pada 2015 lalu. Dalam kesepakatan itu, Teheran setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan dilonggarkannya sanksi-sanksi ekonomi.
Namun Trump menyebut kesepakatan nuklir tersebut telah mempermalukan AS. Trump juga menuding Iran memanfaatkan kekayaannya untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, pemberontak Houthi di Yaman dan membahayakan perdamaian di Timur Tengah.
Juli lalu, AS baru saja memberikan sanksi baru kepada Iran terkait program rudal balistik. AS menyebut program itu sebagai dukungan Iran ke organisasi teror. (dtc)