Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Sebanyak 11 pangeran dan 4 menteri aktif, serta puluhan mantan menteri ditangkap Komite Anti-Korupsi Arab Saudi atas dugaan korupsi. Sejumlah nama besar ikut terciduk dalam gebrakan yang dipimpin Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman itu. Siapa saja?
Dilansir AFP, Reuters dan berbagai sumber, Senin (6/11), di antara 11 pangeran, ada enam nama yang paling mencolok. Di antaranya Pangeran Al-Waleed bin Talal hingga Ibrahim al-Assaf. Berikut ini daftarnya:
1. Pangeran Al-Waleed bin Talal
Alwaleed merupakan orang terkaya di Arab Saudi dengan harta US$ 28 miliar(Rp 372 triliun) di akhir 2016 berdasarkan data Forbes. Pangeran berusia 62 itu dikenal sebagai taipan dengan gaya hidup mewah.
Melalui perusahaan investasinya, Kingdom Holding, Alwaleed berinvestasi di sejumlah perusahaan teknologi masa kini seperti Twitter, eBay, Lyft, Apple, dan lain-lain. Portofolio investasinya juga sarat dengan perusahaan-perusahaan yang kekinian, seperti Marvel Comics, Hotel Four Seasons, Citigroup, Coca-Cola, PepsiCo, McDonald's, dan lain-lain.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan portofolio bisnis Kerajaan Arab Saudi yang mayoritas mengandalkan penjualan minyak dunia ke berbagai negara.
Berkat pergaulannya itu Alwaleed bisa meraup keuntungan besar dan menjadi orang terkaya di Arab Saudi. Pada 2013 silam, ia pernah protes ke Majalah Forbes karena tidak masuk 10 besar orang terkaya dunia.
2. Pangeran Miteb bin Abdullah
Pangeran Miteb merupakan putra dari mendiang Raja Abdullah. Dia merupakan Kepala Garda Nasional Arab, sebuah pasukan elit keamanan internal yang menganut aliran tradisional.
Sebagai lulusan Akademi Militer Kerjaan Sandhurst yang terlatih, dan putra mendiang Raja Abdullah, dia pernah menjadi kandidat utama takhta kerajaan Saudi.
Akibat dugaan korupsi ini, dia dicopot dari jabatannya lewat dekrit kerjaan. Pangeran berusia 64 tahun ini disebut memiliki saham di Hotel de Crillon, sebuah hotel mewah Paris. Surat kabar Prancis, Figaro melaporkan Miteb membeli saham itu pada 2010 seharga USD 354 juta.
Dia merupakan menantu dari Saleh Fustock warga Lebanon, yang adiknya menjadi salah satu istri dari mendiang Raja Abdullah. Fustock sendiri memiliki saham di Arab Builders for Trading, mitra lokal untuk Vinnel di Garda Nasional.
Di bawah kepemimpinannya, Garda Nasional mengelola akdemi militer, proyek perumahan dan rumah sakit. Garda Nasional menjadi sumber pendapatan kontraktor militer Amerika Serikat, Vinel Corporation anak perusahaan Northrup Grumman.
Perusahaan itu telah meneken kontrak untuk memodernisasi institusi yang memiliki 100 ribu anggota aktif dan 27 relawan selama hampir empat dekade.
3. Pangeran Waleed bin Ibrahim al-Ibrahim
Pangeran Waleed adalah saudara ipar almarhum Raja Fahd dan pemilik Middle East Broadcasting Company (MBC), salah satu jaringan satelit paling berpengaruh di dunia Arab.
4. Pangeran Turki bin Abdullah
Pangeran Turki merupakan putra ketujuh dari mendiang Raja Saudi Abdullah. Dia pernah menjabat sebagai Gubernur Riyadh. Saat ini dia merupakan Chief Executive Officer Yayasan Raja Abdullah, sebuah organisasi filantropi terbesar di dunia.
Pangeran Turki itu Direktur Utama Forum Keuangan Internasional, sebuah perusahaan non-profit internasional dan riset independen yang berkantor pusat di Beijing. Pangeran ini juga pernah menjadi pilot pesawat tempur F15 Strike Eagle, dan berpartisipasi dalam latihan multinasional. Di antaranya kontingen Red Flag-4 di Royal Saudi Air Force, dan Green Flag di Nellis Air Force Base, Nevada, AS.
5. Pangeran Adel bin Mohammad Faqih
Menteri Ekonomi dan Perencanaan, ini sebelumnya menjadi target reformasi ekonomi kerajaan itu. Dia pun dicopot dari jabatannya. Sebelumnya, dia adalah Wali Kota Jeddah dan pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja.
6. Ibrahim al-Assaf
Dia merupakan mantan Menteri Keuangan yang tahun ini mewakili Raja Salman pada KTT G20 di Jerman. Dia pernah menjabat sebagai Gubernur Dana Moneter Internaisonal dan Bank Pembangunan Islam. Dia juga sempat menjabat sebagai Direktur di perusahaan minyak Arab Saudim Aramco.
Penangkapan itu dilakukan pada Sabtu (4/11) malam. Hanya beberapa jam setelah Komite Anti-Korupsi Saudi yang baru dibentuk oleh Raja Salman.
Berlaku sebagai pimpinan Komite Anti-Korupsi adalah Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Ia tampak sudah begitu dominan di kebijakan militer, hubungan asing, ekonomi, dan sosial Saudi.
Penangkapan Alwaleed bin Talal diperkirakan akan mengejutkan bagi pihak Kerajaan maupun keuangan utama dunia. Pengumuman penangkapan tersebut pertama kali disampaikan melalui Al Arabiya, jaringan satelit yang penyiarannya disetujui secara resmi oleh pemerintah Saudi. (dtc)