Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Ajibata. Tim dari Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI turun ke Danau Toba untuk melakukan penelitian terhadap pencemaran air Danau Toba.
"Ini lanjutan penelitian yang kami lakukan pada bulan Agustus lalu. Untuk tahap kedua ini penelitian kami lakukan mulai tanggal 27 November sampai dengan 6 Desember 2017," kata Prof Riset Krismono, Selasa (28/11/2017), di Ajibata, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara.
Adapun tim peneliti yang terdiri dari enam orang itu, yakni Prof Endi Setiadi Kartamihardja, Prof Krismono, Budi Nugraha, Andri Warsa, Soleh Romdon dan Edita Eka Prasetia.
Menurut Krismono, penelitian untuk mengetahui sumber-sumber pencemaran di perairan Danau Toba ini akan terus dilakukan sampai dengan tahun depan. Di mana sampel diambil dari sungai-sungai yang ada di kawasan lingkar Danau Toba dan membuang ke Danau Toba.
Untuk pengambilan sampel, kata dia, dilakukan pada titik yang sama tetapi musim berbeda. Penelitian pertama misalnya, dilakukan pada bulan Agustus lalu pada musim kemarau. Dan sekarang, saat musim hujan. Untuk selanjutnya penelitian akan dilakukan antara bulan Januari atau Februari 2018 pada saat peralihan musim.
Krismono mengatakan, pada penelitian pertama ada 25 sungai yang diteliti yang semuanya membuang ke danau. Namun, dari 25 sungai itu diambil tujuh sungai yang besar dalam pemberian limbah terhadap kesuburan air (pencemaran) Danau Toba.
Ketujuh sungai itu yakni Sungai Salbih, Sipiso-piso, SMP Katolik, Siboro, Air Terjun Janji, Batugaga dan Sungai Saragiras.
"Dari hasil penelitian yang kami lakukan ketujuh sungai inilah yang paling besar membuat kesuburan air Danau Toba meningkat. Yang lainnya, tidak terlalu," kata Krismono.
Untuk sekarang ini, lanjut dia, sampel diambil di enam sungai, yakni Sungai Salbih, Sipiso-piso, SMP Katolik, Siboro, Saragiras dan Sungai Ajibata.
"Ke depan sungai yang diteliti akan diperbanyak lagi. Karena ada sekitar 70-an sungai yang ada di kawasan Danau Toba tetapi sebagian sungai itu ada yang kering karena musim kemarau," jelasnya.
Dengan penelitian ini, kata Krismono, akan diketahui seberapa besar limbah yang masuk ke danau dan seberapa besar dari keramba jaring apung (KJA) yang membuat kesuburan perairan danau meningkat.
Soal rekomendasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumut ke Gubsu terhadap jumlah daya dukung dan produksi ikan nila sebanyak 10.000 ton per tahun, menurut Krismono, disebabkan karena penelitian yang mereka lakukan belum mengukur besarnya beban pencemaran dari aliran sungai yang masuk.
"Padahal yang paling besar pencemaran itu adalah dari luar danau,seperti limbah, peternakan, pertanian, dan industri. Karena itu juga Kementerian Lingkungan Hidup pada acara seminar beberapa waktu lalu menyatakan KLH akan menyetop limbah yang dari luar danau," ucap Krismono.