Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta.Politikus Golkar, Airlangga Hartarto menyoroti langkah Setya Novanto yang menunjuk Aziz Syamsuddin menjadi penggantinya sebagai Ketua DPR. Menurut Airlangga, langkah Novanto itu di luar jalur.
Airlangga mengatakan bahwa rapat pleno Golkar sudah menyepakati mekanisme pengambilan keputusan setelah Setya Novanto ditahan KPK. Keputusan harus lebih dahulu dibahas oleh Plt Ketum dengan ketua harian dan para koordinator bidang.
"Dengan demikian maka apabila belum melalui proses tersebut dan sampai hari ini belum ada rapat pleno DPP yang menunjuk alat kelengkapan dewan. Oleh karena itu tentu ini berproses di luar jalur yang biasanya ditempuh dalam sebuah partai politik terutama Partai Golkar," kata Airlangga sebelum sarasehan GMPG di Manhattan Hotel, Jalan Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu (10/12).
Rencananya, Partai Golkar baru akan mengadakan rapat pleno esok hari. Namun, kata Airlangga, tidak ada agenda soal pengunduran diri Novanto dan penunjukkan Ketua DPR baru.
Menurut Airlangga, penunjukkan ketua DPR baru seharusnya dilakukan setelah Munaslub. Dia juga menilai proses ini tidak sesuai dengan mekanisme di DPR.
"Tentu wajarnya itu sesudah munas luar biasa, karna kalau itu masuk di agenda yang tiba-tiba ini kan tentu tidak sesuai juga dengan mekanisme yang biasa berlaku di DPR dan DPR kan sebuah lembaga tinggi negara," paparnya.
"Wibawa daripada kelembagaan ini jangan dikooptasi oleh keputusan yang sifatnya dadakan," sambung Airlangga.
Sebelumnya diberitakan, kabar bahwa Setya Novanto mengirim surat pengunduran diri sebagai Ketua DPR dibenarkan oleh Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. Dia kini masih menunggu surat resmi secara fisik.
Sementara itu, Sekjen PPP Arsul Sani juga sudah diberi tahu oleh Ketua Fraksi Partai Golkar, Robert Kardinal bahwa Novanto menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai Ketua DPR yang baru. (dtc)