Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Ramainya kabar tentang seorang pelajar SMA di Lamongan yang tidak bisa mengambil ijazah dan berkirim surat ke Ahok ditepis oleh Kepala Sekolah SMA 3 Lamongan Wiyono. Dia menyatakan sekolah tidak menahan ijazah.
Kepala Sekolah SMAN 3 Lamongan, Wiyono kepada wartawan di kantor UPT Diknas Jatim di Lamongan membenarkan F -- yang disebut dalam kabar viral itu -- adalah siswa SMAN 3 Lamongan angkatan 2017.
Wiyono menuturkan, selain mengambil ijazah, yang bersangkutan juga meminta rekening sekolah. Padahal, pihak sekolah dilarang untuk mengumumkan nomor rekening ke siapapun.
"Kami tidak pernah berkomunikasi sama sekali dengan yang bersangkutan dan komunikasi kami hanya pada saat pertemuan pada 28 Desember itu selama 15 menit saja, tidak pernah ada komunikasi lain apalagi melalui telepon," terang Wiyono yang menegaskan tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun yang ada di Jakarta, Kamis (2/1/2018).
Wiyono mengatakan, memang FM ada tunggakan di sekolah tapi yang utama adalah kedatangan siswa ke sekolah untuk mengambil ijazah karena ijazah tersebut membutuhkan cap tiga jari siswa.
"Tunggakan memang ada tapi yang terpenting adalah kehadiran di sekolah untuk cap tiga jari," tandas Wiyono.
Hal senada juga disampaikan Plt. Kepala UPT Dinas Pendidikan Jatim di Lamongan, Puji Astutik. Dia mengatakan, catatan pertama yang ia ingin sampaikan ke publik adalah ijazah yang bersangkutan tidak ditahan atau tidak ada penahanan ijazah. Puji mengaku, memang ada siswa yang belum mengambil ijazahnya, yang salah satunya yaitu berinisial F.
"Ada banyak hal yang menyebabkan seorang siswa belum mengambil ijazahnya dan sebenarnya bisa diambil setiap saat, asalkan diambil oleh siswa yang bersangkutan karena ada cap tiga jari yang harus dijalani oleh siswa tersebut," kata Puji yang menegaskan kalau mengambil ijazah pun tidak ada penarikan apapun atau tanpa biaya.
Dikatakan oleh Puji, pada 28 Desember siswa atas nama FM telah datang ke sekolah SMAN 3 Lamongan untuk mengambil ijazah karena telah memenangkan lomba menulis puisi Ahok dan ditemui oleh kepala sekolah SMAN 3 Lamongan. Karena yang datang siswa itu sendiri, kata Puji, maka ijazah tersebut pun langsung diberikan ke yang bersangkutan.
"Kalau soal apakah yang bersangkutan berkirim surat ke Pak Ahok atau tidak, kami sendiri tidak tahu," terang Puji.
Puji menuturkan, pada saat datang ke sekolah yang bersangkutan meminta ijazah. Pertemuan dengan kepsek, lanjut Puji, juga berlangsung hanya sekitar 15 menit karena ijazahnya langsung diberikan."Meskipun nunggak pun ijazah akan kami berikan karena ini berhubungan dengan hak siswa," ujar Puji sambil mengatakan kalau setelah peristiwa ini pihaknya akan melaporkannya ke Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jatim. (dtc)