Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Naypyitaw. Militer Myanmar mengakui pihaknya terlibat pembunuhan 10 warga etnis minoritas Rohingya di Rakhine. Warga Rohingya yang dibunuh itu disebut sebagai teroris yang ditangkap militer Myanmar, saat mereka melancarkan serangan pada awal September tahun lalu.
"Warga desa dan anggota pasukan keamanan telah mengakui mereka melakukan pembunuhan," demikian pernyataan militer Myanmar melalui akun Facebooknya, seperti dilansir Reuters, Kamis (11/1). Selama ini militer Myanmar selalu memberikan pernyataan resmi via Facebook.
"Memang benar bahwa baik warga desa dan pasukan keamanan mengakui mereka membunuh 10 teroris Benggala," imbuh pernyataan itu. Myanmar tidak pernah menggunakan istilah 'Rohingya' namun 'Benggala' untuk menyebut warga minoritas muslim di Rakhine.
Pengakuan semacam ini tergolong jarang disampaikan militer Myanmar, yang sebelumnya selalu membantah terlibat aksi kekerasan terhadap Rohingya. Militer Myanmar menggelar operasi militer di Rakhine yang selama ini dituding sebagai praktik pembersihan etnis.
Dalam pernyataannya pada 18 Desember lalu, militer Myanmar menyatakan sebuah kuburan massal berisi 10 jasad ditemukan di desa tepi pantai Inn Din, yang berjarak 50 kilometer sebelah utara Sittwe, Rakhine. Militer Myanmar lantas menunjuk seorang pejabat senior untuk menyelidiki temuan itu.
Kemudian pada Rabu (10/1) waktu setempat, militer Myanmar mengumumkan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan sejumlah personelnya telah membunuh 10 orang yang jenazahnya ditemukan di kuburan massal itu. Militer Myanmar menyebut 10 orang yang tewas sebagai 'teroris Benggala'.
Militer Myanmar via Facebook menyatakan, 10 orang yang dibunuh itu ditangkap saat menyerang pasukan keamanan Myanmar. Usai ditangkap, 10 orang yang disebut teroris itu seharusnya diserahkan kepada polisi setempat, sesuai prosedur. Namun serangan kembali terjadi dan dua kendaraan militer Myanmar hancur akibat ledakan.
"Ditemukan bahwa tidak ada kondisi untuk menyerahkan 10 teroris Benggala ke kantor polisi, jadi diputuskan untuk membunuh mereka," sebut militer Myanmar merujuk pada temuan penyelidikan.
Etnis Buddha di Rakhine yang marah karena kehilangan kerabat dalam serangan tersebut, ingin membunuh 10 orang yang ditangkap itu. Mereka dilaporkan menikam 10 orang itu dan memaksa mereka masuk ke liang kubur yang digali di pinggiran desa.
Dalam situasi ini, maka personel militer Myanmar memutuskan menembak mati 10 orang yang ditangkap itu. "Tindakan tegas akan dilakukan terhadap warga desa ... dan personel pasukan keamanan yang melanggar aturan pertempuran sesuai hukum yang berlaku," tegas militer Myanmar.
Ditambahkan juga oleh militer Myanmar, tindakan tegas akan diberikan kepada personel militer yang tidak melaporkan insiden ini kepada senior mereka dan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab mengawasi operasi militer di Rakhine. (dtc)