Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. BPBD Banten masih mendata kerusakan-kerusakan akibat gempa yang terjadi dua hari berturut-turut itu. Sejauh ini, BPBD menilai tak perlu ada penampungan permanen bagi korban gempa di wilayah tersebut.
"Sekarang kami sedang cek untuk update, mengklasifikasi, tim lapangan sedang melihat mana yang dibantu ringan, berat," ujar Kepala BPBD Banten, Sumawijaya, dalam perbincangan, Rabu (24/1) malam.
Menurut Sumawijaya, ada model rehabilitasi, bantuan secara cepat, dan juga rekonstruksi untuk warga yang terkena bencana. Untuk rekonstruksi memerlukan waktu dan biasanya akan diurus oleh Pemda dibantu oleh Kementerian PUPR.
"Kalau BPBD bantuan perumahan tidak ke kami. Kami penghubung terhadap tanggap darurat," jelasnya.
Sumawijaya mengatakan BPBD telah mendirikan tenda besar untuk penampungan sementara bagi korban yang rumahnya rusak akibat gempa. Tepatnya di wilayah Cimandiri, Lebak.
"Kami dirikan tenda pengungsi yang muat untuk 100 orang utk tenda. Kebanyakan warga lebih banyak yang memilih ke sanak keluarga mereka, atau karena khawatir rumahnya roboh," terang Sumawijaya.
Dia juga menyebut, sejauh ini tak perlu ada penampungan permanen bagi korban gempa di wilayah Banten. Soal langkah lebih lanjut, kata Sumawijaya, pihaknya masih menunggu keputusan dari pemda setempat.
"Nggak perlu (penampungan permanen). Nanti tinggal yang akan dievaluasi, direkonstruksi, dibangunin ulang, apakah dari pemprov atau kementerian. Nanti ada keputusan dari gubernur dan bupati," sebutnya.
Sumawijaya mengatakan korban jiwa akibat gempa Banten hingga saat ini hanya satu orang. Itu pun akibat sakit jantung karena panik.
"Untuk korban ada korban meninggal satu orang, jantung, panik lalu sakit. Kalau luka-luka sampai sekarang terpantau sangat sedikit. Itu juga karena berebut keluar, berdesakan. Bukan tertimpa bangunan," papar Sumawijaya.
Sejumlah korban luka masih ada yang dirawat di rumah sakit. Salah satunya adalah warga yang terkena kabel saat lari menyelamatkan diri.
Sumawijaya menyebut sedikitnya korban jiwa akibat gempa di Banten juga karena kesadaran masyarakat akan bencana. BPBD Banten selama dua tahun terakhir banyak melakukan sosialisasi dan mitigasi ke daerah-daerah rawan bencana.
"Masyarakat Lebak Selatan dan sepanjang Pantai Selatan, kami mitigasi terhadap potensi tsunami," kata Sumawijaya.
"Alhamdulillah kami sudah membentuk desa-desa tangguh yang disinyalir potensi bencana. Mereka sudah biasa evakuasi. Mereka sudah kami ajari, kalau terjadi gempa berkumpul di titik aman," tutupnya.(dtc)