Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New Delhi. Seorang putri Dubai bernama Sheikha Latifa menghilang secara misterius di pantai Goa, India. Latifa sempat memposting video di YouTube sebelum dirinya hilang.
Seperti dilansir media Inggris, The Sun, Kamis (15/3), Latifa (33) mengaku sebagai salah satu dari 30 anak Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum yang merupakan Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab, juga penguasa Emirat Dubai.
Insiden yang dialami Putri Latifa melibatkan aksi menyelamatkan diri dari penyiksaan di Dubai hingga upayanya kabur ke Amerika Serikat (AS). Putri Latifa dilaporkan hilang sejak awal pekan ini, setelah terakhir kali mengirimkan pesan WhatsApp ke perwakilan kelompok LSM Detained in Dubai yang berbasis di Inggris, Radha Stirling.
Latifa meminta bantuan kelompok Detained in Dubai untuk membantunya kabur. Stirling menyebut Latifa pertama kali menghubungi Detained in Dubai pada 26 Februari lalu. Saat itu Latifa mengklaim berhasil kabur dari Dubai, tempatnya dianiaya karena membantu kakak perempuannya kabur.
Dituturkan Stirling, seperti dilansir media lokal India, NDTV, sebelum hilang, Latifa sedang menumpang sebuah kapal berbendera AS yang sedang berlayar di perairan berjarak 80 kilometer dari pantai Goa di India pada Minggu (4/3) waktu setempat. Pesan yang dikirim Latifa ke Stirling bernada minta tolong. "Radha, tolong bantu saya, ada beberapa pria di luar," tulis Latifa dalam pesan kepada Stirling.
Latifa juga menyebut dirinya mendengar suara tembakan di dalam kapal. Stirling meminta Latifa untuk merekam suara tembakan itu, namun dia tidak membalasnya.
Stirling menjelaskan bahwa Latifa ditemani oleh seorang pengarang asal Prancis yang tinggal di AS, Herve Jaubert, dalam pelarian ini. Rencananya, Jaubert dan Latifa akan terbang ke AS pada 5 Maret dari India, tapi mereka khawatir otoritas India akan melapor pada otoritas Uni Emirat Arab jika menyadari keberadaan Latifa yang kabur. Stirling menyebut keduanya kemudian melanjutkan perjalanan dengan kapal.
Saat pihak Detained in Dubai menghubungi pengacara Latifa yang ada di AS pada Selasa (13/3) waktu setempat, sang pengacara merilis sebuah video yang telah direkam sebelumnya oleh Latifa. Sang pengacara diminta merilis video itu ke publik, jika Latifa tewas atau hilang.
Dalam video berdurasi lebih dari 30 menit itu, Latifa berbicara soal perlakuan tidak pantas yang didapatkannya dari sang ayah, Sheikh Mohammed.
"Saya membuat video ini karena ini bisa menjadi video terakhir yang saya buat," ucap Latifa dengan wajah tanpa make-up dalam video itu. Dia bahkan menyebut kemungkinan dirinya telah 'tewas atau berada dalam situasi sangat buruk' saat orang-orang melihat videonya ini.
"Segera saya akan pergi entah bagaimana caranya. Saya tidak yakin hasilnya nanti tapi saya 99 persen yakin ini akan berhasil. Video ini akan menyelamatkan hidup saya," imbuhnya, sembari menyebut dirinya akan pergi ke AS. "Saya menantikan untuk bangun tidur dan berpikir saya memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang saya inginkan...," ujar Latifa lagi.
Stirling menyatakan pihak Detained in Dubai telah memberitahu seluruh negara soal hilangnya Latifa dan Jaubert. Belum ada komentar dari otoritas Dubai terkait klaim Latifa ini.(dtc)