Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Delhi. Perlakuan tidak mengenakkan dialami oleh sejumlah traveler Muslim yang naik pesawat Aeroflot. Karena warna kulit, mereka tidak boleh naik pesawat ke Amerika.
Hal itu pun baru diketahui lewat formulir komplen yang ditujukan pada badan transportasi udara di Washington DC beberapa hari lalu. Protes itu dilayangkan oleh sekelompok warga negara Amerika keturunan India Muslim.
Dikumpulkan dari berbagai media internasional, Kamis (29/3), diketahui kalau peristiwanya terjadi ketika mereka tengah terbang dari New Delhi di India menuju Amerika dengan menaiki maskapai Rusia Aeroflot awal Januari lalu seperti diberitakan media American Bazaar Online.
Adalah Marc Fernandes yang terbang bersama pasangannya Shahana Islam dan adik-adik Shahana yaitu Sabiha Islam, Bakiul Islam, dan Anshul Agrawal. Merekalah para traveler muslim asal India yang melayangkan keberatan itu.
Kronologisnya, mereka dijadwalkan terbang ke Amerika Serikat dari New Delhi. Namun akibat badai salju di New York, penerbangan pun terhenti di Moskow.
Sayang, ke empat traveler muslim beserta sekitar belasan penumpang non kulit putih harus mengalami kejadian diskriminasi. Sementara para penumpang kulit putih diberikan tiket penerbangan alternatif, Shahana dan keluarga dipaksa untuk terbang kembali ke New Delhi atau dideportasi seperti diberitakan The Independent.
Menanggapi tuntutan itu, perwakilan Aeroflot yang bernama Mikhail mengungkapkan tiadanya ketersediaan bangku pada penerbangan alternatif.
Sementara itu, pihak Aeroflot juga tidak menerbitkan visa transit. Artinya, penumpang harus meninggalkan Moskow dalam durasi 24 jam atau sehari setelah tiba.
Sebenarnya, Shahana beserta keluarga telah mencoba membuktikan identitas dengan paspor Amerika milik mereka. Namun oleh pihak Aeroflot, mereka tetap dianggap orang India karena penampilan fisik mereka.
Tidak menyerah, Shahana beserta keluarganya juga mencoba menghubungi pihak Kedutaan Amerika Serikat di Moskow. Namun lagi-lagi, perwakilan Aeroflot tidak mau berbicara dan tetap mengancam untuk mendeportasi hingga denda.
Setibanya kembali ke New Delhi di India, pihak Aeroflot menjelaskan kalau akan memotong setengah dari harga normal tiket penerbangan India-Amerika Serikat. Tidak ada pertanggungjawaban yang memuaskan.
Hingga saat ini, tuntutan pun masih dilayangkan pada pihak Aeroflot oleh Shahana dan keluarga. Berbagai media internasional seperti IB Times berusaha menghubungi Aeroflot untuk konfirmasi, namun belum ada jawaban. (dtt)