Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Yayasan Pendidikan Tatis Sentral (YPTS) bekerja sama dengan
GelCon Consulting (perusahaan penyalur tenaga kerja) siap menyalurkan tenaga kerja Indonesia, khususnya tenaga keperawatan.
"Setelah kita didik selama empat hingga enam bulan di Indonesia, barulah mereka kita pekerjakan. Penempatannya ada di rumah sakit untuk tamatan akademi perawat (Akper) atau bisa juga ke panti-panti jompo untuk tamatan SMA/SMK dan Akper, serta ke hotel dan restoran," kata Pendiri YPTS
Tati Büsing - Kock ketika dihubungi lewat WhatsApp, Selasa (1/5/2018).
Menurut Tati, saat ini yang paling banyak dibutuhkan di Jerman adalah tamatan Akper, untuk ditempatkan di rumah sakit dan untuk perawatan orangtua.
Dikatakannya, pelatihan yang membutuhkan waktu antara empat hingga enam bulan itu, adalah untuk belajar bahasa Jerman minimal sampai level A2 serta teknik bagaimana cara bekerja di Jerman.
"Itulah yang kita ajarkan ke calon tenaga kerja sebelum berangkat ke Jerman. Dan, setiap calon tenaga kerja harus memiliki sertifikat bahasa Jerman. Jadi, setelah mereka mengikuti kursus bahasa, ujiannya akan dilakukan di Goethe Institute Jakarta untuk memperoleh sertifikat bahasa Jerman," jelasnya.
Sampai di Jerman, lanjut dia, calon tenaga kerja ini juga mendapat pelatihan untuk memperdalam bahasa Jermannya hingga level B1. Namun, selama latihan mereka sudah bekerja dan mendapat gaji.
"Kenapa harus menguasai bahasa Jerman? Karena perusahaan di Jerman akan memperlakukan para pekerjanya sama dengan orang-orang Jerman, baik dari perlindungan hukum, asuransi dan gaji. Jadi bukan seperti tenaga kerja yang dikirim ke Malaysia, Arab dan lain sebagainya,' jelasnya.
Di Jerman, kata Tati, para pekerja juga akan mendapat tempat tinggal dan makan yang telah disediakan pihak perusahaan secara cuma-cuma.
Untuk penghasilan, menurut Tati, rata-rata gaji perawat di Jerman sudah di atas 1.000 Euro per bulan.
Untuk pelatihan itu sendiri hingga sampai ke Jerman, calon tenaga kerja, kata Tati, harus mengeluarkan dana berkisar antara Rp 20 juta sampai Rp 25 juta.
Itu sudah termasuk biaya kursus, sertifikat bahasa Jerman, transportasi sampai ke Jerman dan uang saku.
"Jadi dengan biaya awal yang mereka keluarkan selama pelatihan dan sampai ke Jerman, dapat kembali dalam tempo dua hingga tiga bulan saja dengan gaji yang mereka terima berkisar 1.000 Euro lebih per bulan," terangnya.
Untuk pelatihan itu sendiri, kata dia, calon pekerja dapat mengikutinya di kantor YPTS di Jalan Sei Silau, No 89 A, Medan," jelasnya.
Mengenai kerja sama dengan GelCon Consulting yang berada di bawah pinpinan Mr Michael Gellermann, menurut Tati, perusahaan inilah nantinya yang akan menampung dan menyalurkan calon-calon tenaga kerja itu ke perusahaan-perusahaan yang ada di Jerman.
"Kami sendiri sudah melakukan semacam MoU dalam hal perekrutan tenaga kerja asal Indonesia ini," kata Tati yang telah mengirim banyak tenaga kerja Indonesia asal Sumatera Utara ke Jerman