Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perusahaan perakitan Foxconn mengaku tengah menginvestigasi pabriknya di China yang dipakai untuk perakitan produk-produk untuk Amazon, raksasa teknologi milik orang terkaya dunia saat ini, Jeff Bezos.
Hal ini mereka lakukan setelah sebuah kelompok pemantau dari Amerika Serikat mengkritisi soal kondisi yang sangat parah di pabrik tersebut. Dalam laporan setebal 94 halaman itu, tim pemantau menyebut ada beberapa pelanggaran yang dilakukan.
Yaitu jam kerja yang berlebihan, gaji kecil, kurangnya pelatihan, dan sebagainya, dan itu semua melanggar aturan hukum di China. Pabrik itu sendiri dimiliki oleh Foxconn, dan berlokasi di Hengyang, provinsi Hunan, tempat pembuatan speaker Echo Dot dan e-reader Kindle.
"Kami sedang melakukan investigasi penuh di area-area yang disebut dalam laporan tersebut, dan jika benar, akan diambil langkah cepat agar pabrik tersebut mengikuti aturan di Code of Conduct kami," tulis Foxconn Technology Group dalam pernyataannya.
Foxconn sendiri sebelumnya pernah mengalami masalah serupa pada 2010, yaitu tingginya angka bunuh diri di pabriknya karena kondisi kerja yang buruk. Namun Foxconn mengaku sudah meningkatkan kondisi kerja di pabriknya tersebut.
Amazon Mengaku
Amazon mengakui bahwa ribuan pekerjanya yang merakit speaker pintar Echo dan Kindle di China, dipekerjakan secara ilegal dan diupah dengan tidak layak.
Raksasa retailer online asal Amerika Serikat (AS) tersebut merilis pernyataan resmi yang menyesalkan soal ini, setelah lembaga pengawas tenaga kerja yang berbasis di AS mengungkapkan hasil penyelidikan mereka, yang menyatakan adanya kondisi kerja yang tidak etis di salah satu pabrik pemasok Amazon di Hengyang, China.
"Amazon menanggapi pelanggaran kode etik yang dilakukan para pemasok kami ini dengan serius. Dalam kasus pabrik Foxconn di Hengyang, Amazon sudah menyelesaikan audit terbarunya pada Maret 2018 dan mengidentifikasi adanya dua isu penting yang langsung akan kami tangani," ujar Amazon. (dtn)