Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Di Medan tidaklah sulit mendapat makanan khas Batak, arsik ikan mas. Selain menjadi menu harian di sejumlah rumah makan, juga sering menjadi menu di rumah tangga. Namun, bagaimana jika ikan mas arsik dijadikan oleh-oleh?.
Tentu orang akan mengeryitkan dahi, bagaimana caranya, apa tidak basih. berapa lama bertahan? Nah, di tangan pasangan suami istri, Hidir Dongoran-Deliyana Siagian ini, arsik ikan mas disulap menjadi oleh-oleh khas Medan,
Dalam menjalankan usaha arsik ikan mas, Hidir mengungkapkan modal utama yang harus dimilikinya adalah tempat masak presto. Selanjutnya ikan mas dan bumbu. “Bumbu saya olah sendiri. Urusan masak isteri saya yang menyiapkan. Saya lebih bergerak ke pemasaran,”jelasnya kepada medanbisnisdaily.com saat berkunjung ke tempat usahanya di Jalan Bersam,a Gang Perintis, Medan Rabu (5/9/2018)..
Dalam sekali produksi ia memakai 20 kilo ikan mas dan biasanya akan habis dalam satu minggu. Meski banyak jenis ikan mas di pasaran, ia tidak sembarang beli.
“Saya harus pastikan ikan mas nya tidak bau lumpur. Jadi saya menjalan hubungan dengan pedagang ikan mas yang sudah bisa menjaga mutunya,”imbuhnya. Menurut pedagang, ikan mas yang digunakannya adalah asal Haranggaol, Kabupaten Simalungun.
Hidir mengakui tidak gampang menjalankan bisnis ikan mas arsik, karena memiliki dilema pada daya tahan. “Dalam suhu biasa, biasanya tahan dua hari. Makanya ikan mas arsik ini difrozenkan. Jadi tahan lama. Ia disimpan dalam kulkas, tinggal dipanaskan saat akan digunakan.
Meskipun berisiko besar dalam daya tahan, Hidir tidak terniat sedikit pun untuk memberi bahan pengawet. “Karena kita ingin masyarakat sehat menyantapnya,”imbuhnya.
Dalam mendongkrak penjualan, Hidir mengakui harus rajin promosi. “Kadang saya ikut seminar. Ya aktif promo di medsos seperti facebook dan instagram,”tuturnya.
Pasangan ini mengakui optimis usahanya akan berprosepek ke depan. “Untuk masyarakat lokal saja seperti ibu rumah tangga yang memiliki kesibukan yang padat di luar, bisa beralih ke makanan kami. Tetap sehat dan tidak terancam oleh duri ikan,”ucapnya mengakhiri perbincangan.
Sebelum menekuni usaha oleh-oleh arsik ikan mas ini, pasangan suami istri ini sudah menjalankan usaha sejenis, yaitu bandeng presto khas Medan. Bandeng juga jenis ikan yang menyimpan duri banyak dalam tubuhnya.
Soal presto mempresto memang sudah menjadi keseharian pasangan ini sejak tahun 2016 yang melabeli nama usahanya dengan nama Defrood.
“Kala itu kami juga sudah menjalankan usaha ikan bandeng presto. Tapi seorang teman menyarankan saya untuk menambah varian ikan mas arsik. Karena hal itu salah satu masakan khas Sumatera Utara,”imbuhnya.
Si teman mebgatakan, bandeng presto terkenal sebagai oleh-oleh di Jawa, nah, coba olah arsik, pasti unik dan pasarnya lebih terarah.
Pesan si teman di jalankannya. Dan sebelum pindah, rekannya itu sering memesan ikan mas arsik buatannya.