Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tekanan terhadap pasar saham Indonesia masih terus terjadi. Dalam beberapa pekan terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menurun.
Analis Lotus Andalan Sekuritas, Gunawan Benjamin mengungkapkan, tekanan terhadap IHSG, termasuk Rupiah akhir-akhir ini lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal. "Perdang dagang AS-China dan krisis di sejumlah negara berkembang menjadi pemicu utama," katanya di Medan, Rabu (26/9/2018).
Pada perdagangan Selasa, IHSG mengalami pelemahan tipis. IHSG turun tipis 1 poin atau melemah 0.018% di level 5.873. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak positif namun di penutupan sesi II IHSG melemah tipis 1 poin.
Menurut dia, IHSG saat ini masih berada dibawah level 6000, meskipun minim sentimen positif dari dalam negeri dan bayang-bayang aksi profit taking masih akan mungkin terjadi di pasar keuangan, dia meyakini, IHSG akan mampu bertahan dan menembus level 6.000-an.
Secara teknikal, IHSG harus menembus level 6000 setidaknya dicapai hingga awal bulan depan. Karena psikologis pasar saat ini sangat rentan dengan perkembangan eksternal. Jika IHSG mampu menembus 6000 dalam waktu dekat ini, maka peluang IHSG terkoreksi ke 5.500 sangat jauh.
Namun apabila secara teknikal tidak mampu menembus level tersebut. Dengan asumsi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS terjadi, ditambah lagi dengan semakin memanasnya hubungan dagang China – AS, maka besar kemungkinan IHSG akan berpeluang kembali turun. "Dan peluang IHSG turun ke 5.500 masih terbuka," katanya.
Untuk itu memang kuncinya ada di eksternal serta kemampuan IHSG dalam menembus level pesikologis 6.000. Sejauh ini IHSG masih berkutat dikisaran 5.900. Dia berharap, menjelang dua hari terakhir menjelang akhir pekan ini pasar keuangan Tanah Air mampu meralisaikan kinerja positif, dengan harapan tidak terjadi tekanan hebat di pasar keuangan global.