Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com:Washington DC. Surat 'mencurigakan' dikirimkan ke Gedung Putih dan Pentagon di Amerika Serikat (AS), pekan ini. Beberapa dari surat itu mengandung racun mematikan 'ricin' atau risin.
Seperti dilansir AFP, Rabu (3/10/2018), Secret Service AS menyatakan pihaknya mendapati sebuah 'amplop mencurigakan' yang ditujukan untuk Presiden Donald Trump pada Senin (1/10) waktu setempat.
Disebutkan juru bicara Departemen Pertahanan AS bahwa pada hari yang sama, dua paket mencurigakan ditemukan di pusat pemeriksaan surat Pentagon. Tidak disebut lebih lanjut isi paket-paket mencurigakan itu.
"Amplop itu tidak diterima Gedung Putih, juga tidak pernah memasuki Gedung Putih," sebut Secret Service AS dalam pernyataannya.
"Kami bisa mengonfirmasi bahwa kami bekerja sama dengan mitra penegakan hukum untuk menyelidiki masalah ini secara menyeluruh," imbuh pernyataan itu.
Juru bicara Pentagon, Chris Sherwood, menyatakan otoritas pusat pemeriksaan Pentagon 'menemukan sejumlah paket mencurigakan' yang beberapa di antaranya berisi racun mematikan. "Diduga sebagai risin," sebut Sherwood.
Risin yang terkandung dalam tanaman biji jarak ini merupakan racun mematikan dan berbahaya bagi manusia. Jika tertelan atau dihirup atau disuntikkan ke dalam tubuh manusia, risin bisa membunuh dalam hitungan menit. Risin disebut 6 ribu kali lebih mematikan dari sianida dan tidak memiliki penawar.
Ditekankan Sherwood bahwa pihaknya masih menunggu konfirmasi resmi soal paket-paket yang diduga mengandung risin itu. Temuan paket mencurigakan ini sedang diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI).
Dalam keterangan terpisah, seorang pejabat pertahanan AS menyebut bahwa paket-paket mencurigakan itu ditujukan untuk Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dan Komandan Angkatan Laut Laksamana John Richardson.
"Agen Khusus FBI menyita dua amplop mencurigakan yang telah diperiksa di fasilitas surat Pentagon. Amplop-amplop itu saat ini sedang menjalani pemeriksaan lanjutan," sebut FBI dalam pernyataannya.
Sementara itu, juru bicara Departemen Pertahanan AS, Kolonel Rob Manning, menyatakan seluruh surat yang diterima di fasilitas pemeriksaan Pentagon sepanjang Senin (1/10) waktu setempat berada 'di bawah karantina dan tidak mengancam personel Pentagon'. (dtc)