Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Malang. Pusat Pendidikan Artileri Pertahanan Udara (Pusdik Arhanud) merupakan kawah candradimuka prajurit TNI Angkatan Darat (AD). Untuk mengenal dan menciptakan teknologi alutsista. Pusdik Arhanud dilengkapi dengan Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) dan Depo Pemeliharaan Sistem Senjata Artileri Pertahanan Udara (Dohar Sista Arhanud) TNI Angkatan Darat.
"Pusdik Arhanud merupakan satuan yang berkedudukan di bawah Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) dan bertugas menyelenggarakan pendidikan kecabangan Artileri Pertahananan Udara (Arhanud) dalam rangka mendukung tugas Pussenarhanud Kodiklat TNI AD," ungkap Komandan Pusdik Arhanud Kolonel (Arh) Jursak Prastia Girsang berbincang dengan media di Markas Pusdik Arhanud Jalan Ksatrian Arhanud, Pendem, Kota Batu, Sabtu (17/11/2018).
Dikatakan Jursak, prajurit Arhanud harus menguasai teknologi alutsista sebagai kunci mendukung pertahanan negara. Pusdik memberikan pendidikan sejak dini yang dilanjutkan ke jenjang spesialisasi di Poltekad.
"Ide-ide alutsista hasil rancangan para siswa adalah untuk dikembangkan oleh industri alutsista dalam negeri, khususnya Angkata Darat. Tujuan Pusdik Arhanud sendiri untuk membentuk prajurit yang memiliki kesegaran jasmani, kecerdasan intelektual dan mental yang kuat," beber Girsang.
Poltekad diisi para siswa yang berasal dari satuan Arhanud TNI AD. Pendidikan tinggi vokasi ini memiliki tiga jurusan yakni Elkasista, Komunikasi Militer, dan otomotif. Secara ilmu pengetahuan harus mumpuni termasuk mampu menciptakan alutsista untuk dikembangkan atau diproduksi massal.
"Hasil karya dibuat siswa tentunya menjadi penilaian. Selanjutnya karya-karya mereka walaupun sederhana harusnya ditindaklanjuti untuk dikembangkan, diproduksi secara massal demi kepentingan dalam negeri," terang Girsang.
Kemajuan teknologi yang begitu cepat menjadi tantangan terbesar bagi Pusdik Arhanud. Menurut Girsang, kunci untuk menjawab modernisasi alutsista adalah menyiapkan tenaga pendidik handal.
"Tantangannya adalah bagaimana bisa menyiapkan tenaga pendidik bagus, kemampuan yang lebih dahulu dibandingkan siswa. Mengikuti terus perkembangan alutsista dan teknologinya," tandasnya.
Memasuki usia ke-72, Pusdik Arhanud merintis lahirnya pendidikan tinggi, bukan hanya sebatas pendidikan vokasi. "Kami memang berharap kemampuan yang lebih di TNI AD untuk prajurit-prajuritnya. Lebih mendalami teknologi, sasaran akhirnya adalah tercapaianya kemandirian bangsa di bidang teknologi terutama pertahanan," tutup Girsang.(dtc)