Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pembangunan proyek terintegrasi infrastruktur gas dan pembangkit listrik gas (PLTGU) Jawa 1 resmi dimulai. Pembangkit berkapasitas 1.760 MW ini adalah pembangkit pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang memadukan infrastruktur gas dan pembangkit listrik (LNG-FSRU).
Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power, yang merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) - anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation. Sementara untuk pembangunan konstruksi dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo).
Listrik yang dihasilkan akan dijual ke PT PLN (Persero) dengan harga 5,5038 cUSD/kWh atau sekitar Rp 797/kWh (kurs Rp 14.500). Pasokannya akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN.
"Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan. Dengan tarif yang efisien, PLN berpotensi menghemat sebesar Rp 43 triliun," kata Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso dalam keterangannya, Rabu (19/12/2018).
Adapun pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa-1 ini ditargetkan selesai pada September 2021.
Untuk mengintegrasikan gas dan juga pembangkit listrik, maka juga akan dibangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU). Pada akhir kontrak, FSRU akan diambil alih oleh PLN.
Peletakan batu pertama pembangunan proyek infrastruktur gas dan pembangkit listrik terintegrasi Jawa-1 ini menandai dimulai tahap II. Pembangunan pembangkitan listrik ini dipercaya menciptakan multiplier effect bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi, dan sekitarnya.
Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 4.600 orang pada masa konstruksi dan +/-200 orang pada masa operasi. Sehingga diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru serta peningkatan perekonomian daerah.
Dalam proyek ini, GE menyediakan turbin gas paling efisien dengan tingkat emisi terendah 9HA.02, serta layanan pemeliharaan jangka panjang yang meliputi digital solutions, commissioning and installation, parts, field and repair services. Selain itu, Samsung akan menyediakan pekerjaan konstruksi dan peralatan balance of plant untuk pembangkit listrik, sementara Meindo akan menyediakan semua pekerjaan laut termasuk jetty, pipa gas, dan pipa air pendingin.
Sebagai informasi, proyek ini bernilai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 26 triliun. Pendanaannya dibiayai oleh konsorsium yang terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversiea-Chinese Banking Cooperation Ltd, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Societe Generale.
Skema pendanaannya adalah non-recourse project financing, di mana pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri. Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestic dan internasional.(dtf)