Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Inggris akan keluar dari Uni Eropa atau Brexit pada 29 Maret mendatang. Pengusaha di Inggris pun berharap agar keputusan tersebut dapat ditunda sementara.
"Banyak bisnis kita yang berdoa agar diperpanjang (waktu brexit). Walaupun banyak hal yang bisa saja terjadi," jelas Kepala Brexit, James Stewart dikutip dari CNN, Rabu (30/1/2019).
Parlemen Inggris pun akan melakukan voting untuk anggota pengontrolan Brexit pada Selasa mendatang. Namun, hal tersebut tak juga menjamin dapat menunda Brexit.
Keinginan pengusaha menunda Brexit dilakukan karena jeda waktu yang semakin dekat serta buruknya kondisi ekonomi akibat persyaratan keluar yang tak jelas.
Pada dasarnya kelompok bisnis telah meminta kejelasan persyaratan dan hubungan kerja bila nantinya Inggris keluar dari Uni Eropa. Namun saat ini, pengusaha fokus untuk menunda Brexit terjadi.
Lebih lanjut, perusahaan makanan seperti MCD dan KFC telah memperingatkan parlemen gangguan bisnis terkait rantai pasok, yang bisa terjadi bila mana Brexit benar-benar dilakukan pada Maret mendatang.
Perusahaan menilai bahwa bisa saja pihaknya menimbun pasokan untuk mengantisipasi hal tersebut. Namun, hal itu dianggap sulit ketika semua ruangan dingin mesti digunakan guna menyimpan pasokan sehingga akan merugikan petani di Inggris.
Selain itu, Airbus (EADSF) juga menjelaskan harus kembali mengeluarkan investasi bila Inggris memilih meninggalkan Uni Eropa. Kemudian perusahaan mobil Ford jug mesti menggelontorkan dana hingga US$ 800 juta bila Brexit benar dilakukan.
Sementara itu, Kamar Dagang Inggris menerangkan Brexit akan menjadi bencana bagi ekonomi di Inggris. Pasalnya, kondisi tersebut akan menimbulkan biaya baru bagi pengusaha dan hambatan perdagangan untuk perusahaan di Inggris.
Direktur Kebijakan Publik di KPMG, Mark Essex menjelaskan saat ini supermarket tidak lagi memikirkan dari mana dari mana roti dan pisang berasal. Namun, dari mana suku cadang lemari es berasal.
"Apa yang mereka pikirkan dari mana suku cadang untuk lemari es mereka berasal jika rusak. Bagaimana kalau itu macet di Jerman?" ungkap dia.
Berdasarkan, Federasi Usaha Kecil di Inggris mencatat sebanyak 41% perusahaan percaya Brexit yang kacau bisa berdampak pada bisnis. Pengusaha sendiri disebut belum merencanakan dampak dari kemungkinan tersebut.
Sebagai informasi, menurut data Kantor Statistik Nasional, investasi bisnis di Inggris turun selama tiga kuartal berturut-turut dari Januari-September. Penurunan tersebut tercatat yang terpanjang sejak krisis keuangan global.
Perbankan dan perusahaan-perusahaan keuangan lainnya telah memindahkan aset senilai paling tidak £ 800 miliar atau US$ 1 triliun ke luar negeri dan masuk ke Uni Eropa karena Brexit. (dtf)