Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC - FBI sedang menyelidiki keberadaan mata-mata China yang diduga melakukan spionase di negeri Paman Sam tersebut. FBI menduga para mata-mata itu melakukan spionase ekonomi di nyaris seluruh kantor lapangan FBI di sejumlah wilayah.
Dirangkum detikcom, Rabu (30/1/2019), penyelidikan spionase ekonomi oleh China itu diungkap Direktur FBI, Christopher Wray, saat berbicara kepada Kongres AS pada Selasa (29/1) waktu setempat.
"China sangat jelas merupakan ancaman kontraintelijen paling signifikan yang kita hadapi," sebut Wray kepada Komisi Intelijen Senat AS dalam rapat dengar pendapat (RDP) soal ancaman asing yang digelar di Gedung Kongres AS di Washington DC, sebagaimana dilansir dari AFP.
Pernyataan Wray disampaikan sehari setelah Departemen Kehakiman AS mengungkapkan 23 dakwaan untuk raksasa telekomunikasi China, Huawei. Dakwaan yang dijeratkan terdiri atas dakwaan mencuri rahasia teknologi dari T-Mobile, menipu perbankan AS hingga berupaya menghindari sanksi-sanksi AS untuk Iran.
Dalam RDP itu, otoritas intelijen AS menyebut China sebagai ancaman paling kuat baik secara politik, militer maupun ekonomi bagi AS. Ancaman China disebut terus berkembang seiring waktu. Laporan tahunan Worldwide Threat Assessment yang dirilis komunitas intelijen pekan ini menyebut China akan menargetkan sektor teknologi penting AS untuk dimata-matai dan dicuri setiap kali China merasa tidak bisa mengembangkan sendiri teknologi pentingnya.
"Kami juga khawatir soal potensi badan-badan intelijen dan keamanan China yang menggunakan perusahaan teknologi informasi China sebagai platform spionase rutin dan sistemis terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya," demikian bunyi potongan laporan itu.
Dalam forum yang sama, Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS, Letnan Jenderal Robert Ashley, menyebut pemimpin China dan Partai Komunis China membuat situasi sulit bagi para pengusaha China untuk betul-betul murni menjadi pengusaha dan menghindari kecurigaan.
"Huawei perlu mengambil keputusan soal arah yang ingin mereka ambil, soal bagaimana mereka mendukung pemerintahan China atau akan menjadi bisnis independen. Tantangannya ... keputusan itu tidak terletak pada Huawei. Keputusan itu terletak pada CCP (Republik Rakyat China), terletak pada (Presiden) Xi Jinping," kata Robert. dtc