Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tokyo - Akihito memutuskan turun takhta sebagai Kaisar Jepang pada 30 April 2019. Dia bertakhta sejak 1989 menggantikan ayahnya, Kaisar Hirohito, yang meninggal dunia.
Namun kabar turun takhta Akihito menuai komentar pedas dari Ketua Dewan Nasional Korea Selatan (Korsel) Moon Hee-sang. Dewan Nasional Korsel merupakan sebutan untuk parlemen Korsel.
Dalam wawancara dengan Bloomberg pekan lalu seperti dilansir Reuters, Selasa (12/2/2019), Moon menyebut Akihito 'sebagai putra dari pelaku utama kejahatan perang' yang seharusnya meminta maaf kepada para wanita yang dipaksa bekerja di rumah-rumah bordil militer Jepang sebelum sang kaisar turun takhta pada April mendatang. Moon menyebut hal tersebut akan menjadi pertanda bahwa pemerintah Jepang sungguh ingin mengakhiri pertikaian yang berlangsung sejak lama.
Hubungan Jepang dan Korsel memang selalu diwarnai ketegangan terkait sejarah perang keduanya. Salah satu ketegangan soal pendudukan Jepang atas Semenanjung Korea tahun 1910-1945 dan soal 'wanita penghibur' -- yang kebanyakan berasal dari Korea -- yang dipaksa bekerja di rumah-rumah bordil militer Jepang pada era perang.
Komentar itu menuai reaksi keras dari pemerintah Jepang. Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, dalam konferensi pers di Tokyo menyebut komentar Moon itu 'sangat disesalkan'
"Kami dengan tegas memprotes karena pernyataannya berisi konten yang sungguh tidak pantas dan sangat disesalkan," sebut Suga.
"Pada saat bersamaan, kami menuntut permohonan maaf dan pencabutan pernyataan," tegasnya.
Turun takhtanya Akihito pada April mendatang akan menjadi yang pertama kalinya seorang kaisar Jepang turun takhta dalam kurun waktu dua abad. Dewan Urusan Rumah Tangga Kekaisaran yang terdiri dari anggota parlemen, anggota kerajaan dan hakim-hakim Mahkamah Agung pada hari Jumat ini telah menyetujui waktu turun takhta tersebut. Dewan tersebut dikepalai oleh Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe.
Tahun lalu, Akihito yang genap berumur 84 tahun pada 23 Desember mendatang, telah menyampaikan niatnya untuk mengundurkan diri. Akihito menyatakan dirinya khawatir bahwa usia dan kondisi kesehatannya akan membuatnya sulit untuk melakukan tugas-tugasnya. Kaisar tersebut pernah menjalani operasi jantung dan perawatan untuk kanker prostat.
"Ini turun takhta yang pertama oleh seorang kaisar dalam 200 tahun dan yang pertama di bawah konstitusi (pasca perang)," ujar PM Abe kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (1/12).
Akihito akan digantikan oleh putranya, Putra Mahkota Naruhito (57).
"Saya merasakan emosi mendalam bahwa hari ini, pendapat Dewan Urusan Rumah Tangga Kekaisaran diputuskan dengan baik dan sebuah langkah besar diambil untuk menuju suksesi kekaisaran," imbuh PM Abe.
Terakhir kali seorang kaisar Jepang turun takhta adalah pada tahun 1817. Undang-undang pasca Perang Dunia II tidak mengizinkan kaisar turun takhta, sehingga parlemen Jepang meloloskan UU pada Juni lalu yang mengizinkan Akihito melepaskan takhtanya.
Akihito bersama dengan Permaisuri Michiko, banyak melakukan upaya pemulihan akibat Perang Dunia II selama mereka memimpin. Akihito sangat dihormati oleh warga Jepang pada umumnya. dtc