Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Model pembangunan di Indonesia masih mewarisi gaya pemerintahan orde baru yang eksploitatif. Karenanya, pembangunan sering kali mengalami benturan di masyarakat.
Demikian dikatakan akademisi dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatra Utara (USU), Irwansyah Harahap, selaku pembicara talkshow bertajuk "Kenapa Millenial dan Festival Penting di Danau Toba" yang digelar dalam rangkaian launching Kalender Even Rumah Karya Indonesia (RKI) Medan 2019, di sekretariat RKI, Jalan Sisingamangaraja No 132 A, Medan, Jumat malam (15/2/2019).
Irwansyah mengatakan itu menjawab pertanyaan perihal polemik pencemaran Danau Toba yang dalam beberapa hari terakhir menjadi bahasan publik.
"Harus kita dorong pemerintah menerapkan pola pembangunan konstruktif konservatif. Kalau tidak, kita masyarakat ini yang akan gontok-gontokan," terangnya.
Diterangkannya, upaya itu sudah coba dilakukan pemerintah sekarang ini, salah satunya melalui UU Pemajuan Kebudayaan yang baru selesai digodok. Di dalam UU itu, aspirasi masyarakat komunitas budaya ditampung termasuk menjamin nilai-nilai budaya itu tidak tergerus saat pembangunan dilakukan.
"Karenanya, masyarakat harus partisipatif. Kritik tetap jalan, tapi kegiatan juga wisata jangan sampai mati," katanya.
Hadir di acara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Wan Hidayati; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tobasa, Audy Murphy Sitorus, para insan kreatif di Sumatra Utara, jurnalis, kelompok-kelompok diskusi, pegiat wisata, mahasiswa, kelompok marga dan muda-mudi gereja.