Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Colombo. Salah satu pengebom bunuh diri diketahui sempat gagal meledakkan diri di hotel mewah bernama Taj Samudra yang ada di tepi pantai Sri Lanka. Pengebom yang mengenyam pendidikan di luar negeri itu berakhir meledakkan diri di motel murah dekat kebun binatang nasional dan menewaskan satu pasangan.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/4/2019), pengebom yang diidentifikasi bernama Abdul Latheef Mohamed Jameel itu diketahui mengenyam pendidikan tinggi di Australia dan Inggris. Jameel menjadi satu-satunya dari sembilan pengebom bunuh diri yang gagal menyerang targetnya pada Minggu (21/4/2019) lalu.
Rentetan ledakan bom yang mengguncang tiga gereja, empat hotel, dan sebuah rumah di pinggiran Colombo menewaskan sedikitnya 253 orang dan melukai 500 orang lainnya.
Orang-orang yang mengenalnya menyebut Jameel (37) sebagai sosok pria penyayang keluarga dan berpendidikan tinggi. Menurut sumber intelijen Sri Lanka, Jameel diradikalisasi saat melakukan perjalanan ke luar negeri, dengan salah satunya berupaya mendatangi Suriah tahun 2014, namun gagal.
Invasi yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Irak, menurut orang-orang yang dekat dengan Jameel, mengubah pandangannya secara drastis.
Dituturkan seorang pejabat eksekutif pada Hotel Taj Samudra bahwa Jameel mungkin berhasil masuk ke dalam hotel tanpa diperiksa pada Minggu (21/4/2019) lalu. Jameel dilaporkan masuk ke dalam hotel mewah itu pada Minggu (21/4/2019) sekitar pukul 08.45 waktu setempat. Ledakan di beberapa target lainnya terjadi pada jam yang sama.
Menurut pihak hotel, Jameel datang saat para pelayan dan koki sibuk mempersiapkan sarapan di restoran hotel. Seorang eksekutif hotel Taj Samudra yang enggan disebut namanya menyatakan tidak ada pemeriksaan tas di pintu masuk hotel.
"Sejak konflik (dengan separatis Tamil) berakhir, pengamanan jauh lebih santai di seluruh hotel. Kami tidak tahu berapa lama dia di sini: dia bisa saja sudah cukup lama. Tapi sungguh mukjizat bagi tamu-tamu kami," sebutnya.
Polisi telah menyita seluruh rekaman CCTV hotel untuk menyelidiki apa yang terjadi saat itu. Jameel diduga seharusnya meledakkan diri di restoran hotel Taj Samudra saat jam sarapan yang biasanya ramai. Namun dia gagal meledakkan diri di sana. Dia pun mengubah rencananya.
Jameel kemudian diketahui menumpang bajaj menuju ke sebuah motel bernama New Tropical Inn yang berjarak 10 kilometer dan check-in di sana. Menurut pemilik motel itu, Sumith Wijela, Jameel sempat pergi keluar selama beberapa jam saat otoritas Sri Lanka melakukan perburuan besar-besaran.
Jameel kembali ke motel itu pada siang hari. Rekaman CCTV menunjukkan Jameel yang memakai kemeja putih itu datang membawa sebuah tas. Beberapa menit setelah Jameel masuk ke motel, ledakan besar terjadi. Ledakan itu menghancurkan kamar motel yang ditempati Jameel dan kamar lain yang ada di sebelahnya. Selain Jameel, dua orang yang menginap di kamar tersebut tewas akibat ledakan tersebut.
Wijela yang saat itu sedang menonton TV di kantornya, terkena puing-puing yang melukai kaki kanannya. "Saya telah bekerja selama 20 tahun di motel ini dan semuanya hancur dalam satu hari," ucapnya.
Jadi Radikal Saat Bepergian ke Luar Negeri
Jameel yang lahir di Kandy ini diketahui merupakan anak keenam dari sebuah keluarga pedagang teh setempat yang kaya raya. Dia pernah bersekolah di sekolah swasta Sekolah Internasional Gampola di Kandy.
Perekonomian mapan keluarganya membuat Jameel bisa bepergian dan tinggal di luar negeri. Menurut dua sumber yang dekat dengan keluarganya dan dua pejabat intelijen Eropa, Jameel pernah kuliah teknik di Kingston University, Inggris tahun 2006. Dia kembali ke Sri Lanka dan menikah, kemudian pergi ke Australia selama empat tahun pada tahun 2009 lalu. Saat itulah diduga Jameel menjadi radikal.
"Dia sangat marah dengan serangan AS dan sekutunya ke Irak selama dia tinggal di Australia. Dia sangat diradikalisasi dan menjadi ekstremis saat di Australia. Dia kembali sebagai orang yang sungguh berbeda," tutur seorang teman dekat Jameel yang tak mau disebut namanya, kepada Reuters.
Tahun 2014, menurut sumber intelijen Sri Lanka, Jameel berusaha pergi ke Suriah dengan seorang temannya. Tapi dia hanya bisa mencapai Turki sebelum pulang karena alasan yang tidak jelas. Teman Jameel diketahui berhasil bergabung ISIS di Suriah.
Jameel yang kembali ke Sri Lanka kembali bekerja bersama saudara laki-lakinya mengurusi bisnis teh keluarga mereka. Namun hubungan Jameel dengan keluarganya memburuk karena pandangan agama Jameel yang radikal. Menurut salah satu temannya, Jameel terang-terangan menolak pendidikan sekuler dan melarang anak sulungnya menonton konser, dengan menyebut musik dilarang dalam ajaran Islam.
Anak-anak Jameel akhirnya keluar dari sekolah umum dan Jameel mengajar mereka di rumahnya di Wellampitiya, pinggiran Colombo. Rumah Jameel diketahui terletak di dekat pabrik tembaga milik dua kakak-beradik dari keluarga kaya yang juga meledakkan diri pada Minggu (21/4/2019) lalu.(dtc)