Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kolombo. Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menolak penyelidikan parlemen atas teror bom Paskah. Sirisena pun menegaskan tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan parlemen terkait penyimpangan penanganan keamanan nasional itu.
Sirisena menggelar rapat darurat pada Jumat (7/6/2019) kemarin. Rapat itu digelar untuk menentang Komite Khusus Parlemen (KKP) yang menyelidiki serangan bom pada 21 April yang menewaskan 258 orang dan melukai hampir 500 orang.
"Saya tidak menerima komite khusus dan saya tidak akan mengirim petugas saya untuk komite khusus," kata Sirisena sebelum menggelar rapat darurat, dilansir dari Reuters, Sabtu (8/6/2019).
Dilansir AFP, salah satu sumber dalam kementerian mengatakan Sirisena menolak mengizinkan polisi, militer maupun personel intelijen bersaksi pada Komite Khusus Parlemen.
"Rapat kabinet berakhir tidak jelas," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.
Sementara, juru bicara Sirisena enggan memberikan komentar terkait hasil pertemuan sang presiden dan kabinetnya itu. Namun, dia mengatakan bahwa Sirisena telah menyampaikan kepada para perwira senior polisi dia tidak akan membiarkan petugas yang bertugas bersaksi di hadapan Komite Khusus.
Sebelumnya, pada Kamis (6/6/2019), Inspektur Jenderal Polisi Pujith Jayasundara memberikan testimoninya kepada parlemen. Jayasundra mengatakan kepada parlemen bahwa Sirisena telah memintanya untuk bertanggung jawab atas pemboman dengan mengundurkan diri, dan menambahkan bahwa pemimpin itu telah berjanji kepadanya untuk memberikan jabatan diplomatik sebagai imbalan. Jayasundara menolak untuk berhenti dan kemudian cuti.
Mantan menteri pertahanan Sri Lanka, Hemasiri Fernando, juga memberikan kesaksian pada hari Kamis lalu. Fernando mengatakan bahwa presiden telah menginstruksikan agar Rani Wickremesinghe yang merupakan pimpinan komite khusus didepak dari pertemuan dewan keamanan.
Sirisena belum secara terbuka menanggapi tuduhan itu. Seorang juru bicara juga enggan menanggapi permintaan komentar tentang kesaksian Jayasundra dan Fernando.(dtc)