Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Biaya menjadi salah satu tantangan untuk mewujudkan energi yang efisien. Sebab, dalam mewujudkan energi yang efisien perlu peralatan yang mumpuni.
Maka dari itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan berkoordinasi untuk menyiapkan skema pembiayaan untuk memfasilitasi hal tersebut.
Direktur Konservasi Energi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Hariyanto mengatakan skema ini ditujukan untuk bangunan komersial.
"Kita lebih fokus ke bangunan komersial, mal, rumah sakit, perkantoran dan sebagainya," katanya di sela-sela acara Launching Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi 2019, Rabu (3/7/2019).
Dia mengatakan, skema ini untuk membiayai proyek yang berkaitan sebagai efisiensi energi. Sebagai contoh, pembiayaan ini ditujukan untuk penggantian AC yang lebih hemat energi dan panel surya.
"Sebagai contoh misalnya gedung ini AC nggak dingin, saya ingin mengganti mesinnya, saya nggak punya duit saya akan tanya investor untuk membiayai," ujarnya.
Nantinya, pinjaman ini diganti dengan selisih biaya yang bisa dihemat dari penggantian alat-alat tersebut.
"Setelah saya ganti ada selisih Rp 300 juta sebulan misalkan, ini yang dijadikan untuk pembayaran pinjaman tersebut," ujarnya.
Memang, kata dia, yang menjadi kendala terkait skema ini adalah masalah jaminan. Serta, bunga yang akan diterapkan untuk pembiayaan ini.
"Ini sedang kita upayakan diskusi, mencari jalan keluar dengan perbankan dan OJK, termasuk yang di dalamnya adalah misalkan mau instalasi PV rooftop. PV rooftop ini ketika kita pasang, dari testimoni yang menggunakan dia bisa menghemat 30% bill-nya," ujarnya.
"Tetapi ternyata perbankan belum bisa memahami apakah kredit PV rooftop bisa dianalogikan meminjam uang untuk beli mobil atau motor, karena kalau beli mobil motor kalau kredit macet motornya ditarik," tambahnya.(dtf)