Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Di tengah kepopulerannya saat ini, FaceApp diterpa isu privasi data pengguna. Berangkat dari kekhawatiran itu, Arab Saudi memberi peringatan warganya agar tak memakai aplikasi pengubah wajah jadi tua tersebut.
Secara spesifik, peringatan tersebut dilontarkan oleh The National Cybersecurity Authority (NCA), otoritas keamanan siber Arab Saudi, terkait potensi pelanggaran data pribadi pada FaceApp, yang belakangan ini juga viral di media sosial dengan tagar #agechellange.
NCA menyoroti bahwa foto-foto yang dipakai untuk aplikasi tersebut dapat disalahgunakan. Selain itu NCA juga mewanti-wanti agar pengguna FaceApp tidak memberi akses ke gambar pribadi milik mereka.
Muhammad Khurram Khan, seorang profesor cybersecurity dari King Saud University, mengatakan bahwa saat ini banyak orang yang kepincut dengan beberapa aplikasi di ponsel untuk hiburan tanpa memperdulikan dampak yang bisa merenggut privasi mereka, di mana itu bisa digunakan untuk tujuan jahat yang tidak diketahui.
"FaceApp, aplikasi penuaan wajah dan banyak aplikasi serupa lainnya sedang tren dan digunakan oleh pengguna seluruh dunia tanpa memperhatikan persyaratan layanan aplikasi dan hak-hak mereka sendiri," ujar Khan dikutip dari Arab News, Sabtu (20/7/2019).
Khan melanjutkan kebijakan privasi FaceApp dinilai tidak jelas, bagaimana mereka bisa melindungi data pengguna, meski perusahaan mengklaim data apapun yang dikumpulkan tidak digunakan untuk mengindentifikasi setiap pengguna tertentu.
"Ini bukan hanya tentang satu foto yang diunggah pengguna untuk bersenang-senang, tetapi persyaratan layanan FaceApp yang tampaknya memungkinkan pengguna untuk memberikan akses ke semua foto yang disimpan dan tidak ada yang tahu kapan dan dengan siapa data ini dibagikan atau digunakan," tuturnya.
Diketahui, FaceApp, startup yang dimiliki perusahaan Rusia Wireless Lab, diluncurkan pada tahun 2017. Aplikasi tersebut mengakses foto, informasi lokasi, penggunaan data serta history browsing.
Tak hanya bahaya FaceApp, aplikasi game Candy Crush dan Angry Birds juga meminta persyaratan ke penggunanya, daftar kontak, email, dan informasi sensitif lainnya dari smartphone.
"Aplikasi pembocoran data ini memiliki bahaya keamanan dan privasi terbesar bagi pengguna yang mengunduhnya dan memberikan akses dan kontrol ke data pribadi, foto, mikrofon, dan kamera yang dapat digunakan untuk menguping atau memantau aktivitas mereka," pungkasnya.
Sebagaimana laporan dari Forbes, lebih dari 100 juta orang sudah mengunduh FaceApp dari Play Store dan menjadikannya aplikasi gratis di toko aplikasi untuk smartphone berbasis Android itu. FaceApp juga aplikasi nomor dua terlaris di App Store.(dtn)