Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. CEO Boeing, Dennis Muilenburg, melontarkan kemungkinan penghentian sementara untuk produksi Boeing 737 MAX yang bermasalah. Opsi ini menjadi langkah alternatif yang mungkin ditempuh jika rencana untuk kembali mengudaranya Boeing 737 MAX pada Oktober mendatang, mengalami penundaan signifikan.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (25/7/2019), pernyataan itu dilontarkan Muilenburg di tengah ketidakpastian yang menyelimuti Boeing 737 MAX yang masih di-grounded secara global usai mengalami dua tragedi mematikan pada Oktober 2018 dan Maret lalu, yang menewaskan total 346 orang.
Pada Rabu (24/7/2019) waktu setempat, Boeing dilaporkan mengalami kerugian kuartalan terbesar dalam setidaknya dua dekade terakhir, yakni nyaris mencapai US$ 3 miliar. Hal ini disebabkan karena Boeing menyerap dampak finansial yang dipicu oleh grounded Boeing 737 MAX secara global.
Pendapatan Boeing juga terjun 35 persen setelah raksasa dirgantara Amerika Serikat (AS) itu menghentikan pengiriman setiap pesawat jenis MAX. Kerugian yang dialami Boeing itu belum termasuk potensi pertanggungjawaban dari belasan gugatan hukum yang diajukan para keluarga korban tragedi Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302.
Di tengah upaya perbaikan Boeing 737 MAX yang terus dilakukan, setiap harinya Boeing terus memperbarui informasi bagi otoritas penerbangan AS dan global. Berdasarkan pada diskusi yang telah dilakukan, pekan lalu, Boeing mengharapkan agar 737 MAX bisa kembali mengudara pada kuartal keempat tahun ini.
Pusat perakitan pesawat Boeing 737 MAX di dekat Seattle masih terus beroperasi, meskipun sedikit dikurangi produksinya. Boeing bahkan berharap bisa meningkatkan produksi secara bertahap, dari yang tadinya 42 unit per bulan menjadi 57 unit per bulan untuk tahun depan. Hal itu dengan asumsi Boeing 737 MAX diperbolehkan mengudara kembali dan Boeing melanjutkan pengiriman kepada maskapai-maskapai yang menjadi konsumennya.
"Jika perkiraan untuk kembali mengudara (pada Oktober) mengalami perubahan secara substansial, maka kita harus mempertimbangkan alternatif-alternatif," sebut Muilenburg saat berbicara di hadapan para analis.
"Alternatif-alternatif itu bisa termasuk tingkat produksi yang berbeda, bisa termasuk penghentian sementara produksi," imbuh Muilenburg.
Komentar Muilenburg ini mengisyaratkan bahwa Otoritas Penerbangan Federal AS atau FAA bisa mengkaji perbaikan software kendali penerbangan yang dilakukan Boeing dalam waktu satu bulan. FAA sendiri telah menganalisis kebanyakan kinerja Boeing.
Seorang juru bicara FAA menyatakan pihaknya belum menetapkan kerangka waktu untuk kembalinya Boeing 737 MAX. Hal itu, menurut juru bicara tersebut, baru akan dipertimbangkan jika FAA telah menetapkan Boeing 737 MAX aman untuk mengudara kembali.
Grounded secara global terhadap Boeing 737 MAX telah membuat maskapai-maskapai seperti American Airlines, United Airlines dan Southwest Airlines membatalkan ribuan penerbangan hingga awal November nanti. Penghentian sementara dalam produksi Boeing 737 MAX akan berdampak pada pekerja perakitan Boeing dan pemasok perusahaan itu termasuk pembuat mesin General Electric.(dtc)