Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bogor. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berduka atas wafatnya ibunda tercintanya, Siti Habibah. Dia mengatakan tahun ini menjadi waktu terberat bagi keluarganya, selepas kepergian Ani Yudhoyono.
"Di pendopo ini kalau bapak ibu melihat sebelah kanan belum lama, belum genap 3 bulan waktu itu 1 Juni jenazah istri tercinta tiba dari Singapura, 2 Juni juga diberangkatkan di tempat peristirahatan yang terakhir, kami hari ini menghadapi ujian dan cobaan yang sama, orang yang amat kami sayangi Siti Habibah binti Abdul Kohar berpulang ke rahmatullah tadi malam di RS Mitra Keluarga Cibubur. Tapi saya yakin bahwa ujian dan cobaan yang diberikan kepada saya dan keluarga masih belum apa-apanya dari pada anugerah yang diberikan Allah dan keluarga saya harus menerima dengan tawakal dan tabah. Dan percaya rencana ini keputusan Allah ini jauh lebih indah dari pada yang kami inginkan. Sebagai manusia biasa saya tentu kehilangan kedua orang yang saya sangat sayangi. Saya kira itu manusiawi. Tapi keimanan saya, akal sehat saya, saya bisa menerima takdir Allah," kata SBY di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019).
SBY lalu mengenang momen almarhum istrinya, Ani Yudhoyono yang memiliki perhatian khusus kepada ibundanya, Siti Habibah. Sebelum Ani Yudhoyono divonis kanker, kata SBY, istrinya itu sudah memikirkan soal peristirahatan terakhir Siti Habibah, mengingat kondisinya yang sudah menua.
"'Bebo, ibu kita keadaannya sudah begini, kita harus memikirkan, tetapi kalau dipanggil mau dimakamkan di mana, mau ke Madiun? Disemayamkan bersama ibundanya atau Jakarta dekat dengan kita'. Karena saya anak tunggal, Ibu Habibah punya dua cucu, begitu logikanya, dua-duanya bisa saya bawa ke Madiun, kita istirahatkan terakhir bersama ibundanya atau Jakarta. Tanpa saya ketahui bu Ani sudah jalan meninjau beberapa tempat," kenang SBY.
Tak hanya itu, Ani Yudhoyono juga sosok yang paling tekun menjenguk Siti Habibah. Bahkan beberapa kali mengingatkan SBY untuk menjenguk ibundanya itu.
Lebih lanjut, Ketum Demokrat ini menceritakan saat ibundanya mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit. Di samping ibundanya, SBY menyampaikan permohonan maaf.
"Saya bisikan sambil saya cium keningnya, intinya saya mohon maaf selama ini, permohonan maaf yang setulus-tulusnya karena ibunda saya ini sebelum sakit hampir tiap hari puasa dan tirakat, barang kali saya mendapatkan peluang memimpin Indonesia ini, tirakat dari ibu saya," kata SBY.
"Yang kedua sambil menangis saya tidak yakin, apakah ibunda saya ini betul-betul tahu, apakah istri sudah berpeluang ke rahmatullah, karena komunikasi kami 1-2 tahun ini tidak lancar, saya khawatir karena Bu Ani tidak ada, mungkin ibu bertanya kemana Ani, itulah tadi malam saya bisikan, "Ibu, mamanya Agus, Memo, sudah berpulang ke rahmatullah', tapi satu hal sampai akhir hayatnya Memo sangat menyayangi ibu, saya bisikan supaya mengerti betul orang terdekat menyayanginya," imbuh SBY.(dtc)