Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Batok tempurung kelapa yang selama ini dianggap orang sebagai limbah, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai benda yang bernilai seni. Yulia Sara Pohan (18), misalnya, memanfaatkan batok tempurung menjadi kancing baju yang memiliki nilai seni. Dari usaha ini, Yulia bisa berpenghasilan di atas satu juta rupiah lebih per bulan.
Saat ditemui medanbisnisdaily.com, Sabtu (21/9/2019) di kediamannya, Jalan Pulau Irian Lingkungan 11 Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Yulia tampak menyelesaikan pembuatan kancing baju dari batok tempurung.
Saat mengolah limbah tempurung, Yulia dibantu oleh ayahnya, Ahmad Yani (49) dan abang angkatnya, Dedi Syahputra (30). "Dalam seminggu rata-rata kami bisa menghasilkan 500 mata kancing," ujar Yulia seraya memperlihatkan mata kancing yang sudah diukir.
Yulia menuturkan, keterampilan mengolah limbah batok tempurung diperolehnya saat mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Sumut, di Belawan. Ketika itu Wadir Polair, AKBP Untung Sangaji memperkenalkan limbah batok tempurung yang dapat dibentuk menjadi kancing baju bernilai seni.
"Semula saya tidak yakin, limbah tempurung bisa dibuat menjadi kancing baju yang memiliki nilai seni dan harga jual, ternyata setelah dipraktekkan langsung, kancing baju dari limbah tempurung ini harganya bisa mencapai Rp 25 ribu per stel baju atau 15 butir kancing," ujar Yulia.
Orang tua Yulia, Ahmad Yani mengungkapkan rasa optimisnya terhadap usaha pembuatan kancing baju berbahan batok tempurung, mengingat sudah ada sejumlah perusahaan konveksi yang membutuhkan kancing baju yang bernuansa seni.
Ahmad Yani juga bermaksud mengembangkan usaha yang diprakarsai anaknya itu dengan membangun tempat kerja yang nyaman di depan rumah, sehingga para pekerja fokus mengerjakan pembuatan kancing yang menggunakaan alat-alat seperti, bor, baut, pahat, kancing, kertas pasir dan lainnya.