Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kepala Sekolah SD Negeri 066656 Medan, Nisma Hannum Nasution, sepertinya tidak gentar berurusan dengan Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin. Bahkan dia mengaku bisa menghadapinya.
Hal itu ditegaskan Nisma Hannum Nasution menjawab wartawan di sela aksi demo sejumlah orangtua murid di depan sekolah tersebut, Jalan Karya Sembada Medan, Senin (14/10/2019). Orang tua itu menuntut agar wali kota mencopot Nisma Hannum dari jabatannya.
"Keterangan ini akan ditulis di media Ibu," kata wartawan. "Untuk apa Anda tulis di media," tanya Kepsek. Lalu wartawan mengatakan, biar dibaca Wali Kota Medan. "Wali Kota Bapak, saya bisa hadapi," tegas Nisma Hannum.
Sejumlah orang tua itu membeberkan alasan menuntut Kepsek Nisma Hannum dicopot. Di antaranya karena ratusan murid SD itu belajar tanpa buku pedoman di tahun ajaran 2019/2020. Sekolah tersebut belum membeli buku pelajaran, khususnya buku agama, olahraga dan Bahasa Inggris.
"Kami orang tua meminta kepada Wali Kota Medan Dzulmi Eldin agar segera mencopot Nisma Hannum Nasution dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah SDN 066656 Medan," kata beberapa orang tua murid, seperti Mawan Marlina Sinurat, Bambang Ginting, Ratna Siregar bersama orangtua lainnya.
Bahkan saat ini sejumlah orangtua harus memfotokopi buku panduan agar anak-anaknya bisa mengikuti pelajaran di sekolah. "Kalau pun ada, bukunya koyak. Akibat masalah buku ini, membuat sejumlah para orangtua murid meliburkan anak-anak selama tiga hari ke depan," paparnya, seraya melakukan aksi pengumpulan tanda tangan sebanyak 57 orangtua murid terhadap penolakan Kepsek SD tersebut.
Pihaknya juga mempertanyakan penggunaan dana operasional sekolah (BOS) di SD itu. Sebab jika pada masa kepemimpinan Kepsek sebelumnya, penggunaan dana BOS selalu transparan penggunaannya.
"Tetapi sejak Ibu Nisma Hannum Nasution ini menjadi Kepsek dalam dua tahun ini, dana BOS semua serba tertutup, khususnya bagi kami orangtua pengurus Komite Sekolah di SD ini," kata Mawan.
Dia juga menyampaikan dugaanya jika Nisma Hannum memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Hal itu tercermin dari penerimaan guru honor tanpa latar pendidikan yang sesuai dan harus membagi jam mengajar guru tetap, yang mana guru tetap tersebut masih memiliki waktu untuk mengajar.
"Bahkan guru honor lama terpaksa keluar akibat tak tahan dengan kepemimpinan Kepsek sekarang ini. Ada juga orangtua murid mau meleges ijazah anaknya, pihak sekolah tidak mau meleges dikarenakan Kepsek tidak ada. Gimana seperti ini pelayanan sekolah, ini sama saja mempersulit administrasi sekolah," ujarnya.
Dikatakan Mawan lagi, Nisma Hannum pernah membatalkan upacara sebanyak 2 kali, sementara murid dan guru sudah membentuk barisan tanpa keterangan apapun. "Jadi kami menilai, Nisma Hannum Nasution selaku Kepala Sekolah SDN 066656 tidak memperhatikan nasib kurang lebih 270 siswa yang bersekolah dengan tidak memperhatikan pendidikan dan pengajaran yang berkesinambungan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon kepada Pak Wali Kota dapat segera memproses dan mencopot Jabatan Kepala Sekolah, Nisma Hannum Nasution segera mengusut atas dugaan penyalah gunaan dana BOS," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, Kepsek mengutip uang fotokopi SKHUN tahun ajaran 2018/2019 sebesar Rp 15.000 dan tidak menerima murid pindahan dengan alasan yang tidak jelas. Kepsek juga dituding melibatkan keluarganya untuk mengatur guru-guru yang ada di sekolah.
"Banyaknya tugas yang dilalaikannya sampai saat ini, kami melihat tidak ada gagasan yang membangun proses belajar mengajar. Anak-anak belajar dengan sarana dan prasarana yang minim. Seharusnya Kepsek tidak keberatan mengeluarkan dana untuk keperluan sekolah karena bukan dari kantong pribadi tetapi difasilitasi pemerintahan melalui Dana Bantuan Operasional Siswa (BOS)," katanya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan bersama para orangtua murid, Nisma Hannum mengatakan agar masalah buku yang tidak ada agar ditanya kepada guru masing-masing sesuai kelas.
"Tetapi mengenai buku agama Islam dan Kristen sudah saya pesan sama percetakannya. Tapi sampai sekarang buku itu tidak datang. Saya pun heran kenapa tidak datang," jelasnya tanpa menjelaskan alasannya.
Sementara untuk Bahasa Inggris, kata dia, itu hanya pelajaran tambahan. Istilahnya, bukan mata pelajaran wajib seperti buku K13. "Sama guru Bahasa Inggris juga sudah saya bilang itu, karena di tingkat SD belum wajib kali itu Bahasa Inggris," ujarnya.
Dia juga membantah ada anak murid diliburkan terkait masalah buku ini, apalagi sekolah sebentar lagi mau ujian. Saat ditanya kembali oleh Mawan Marlina Sinurat kepada dirinya mengapa buku Bahasa Inggris tidak ada, Kepsek itu menjawab dengan kata "dimakan" dengan nada suara keras.
Ditanya soal desakan para orangtua murid agar dirinya dicopot dari jabatan kepala sekolah, Nisma Hannum justru meminta para orangtua murid untuk membantu perpindahannya dari SD 066656 Medan ke SD lain. "Saya sudah usahakan agar keluar dari sekolah ini, tapi dinas bilang sabar," ujarnya.
Terkait penambahan guru yang dilakukannya, menurutnya diakibatkan kurangnya guru di SD itu. Dia juga membantah telah melakukan pemecatan sejumlah guru honorer. Demikian juga terkait upacara, dirinya tidak pernah melarang upacara seperti yang disampaikan oleh pengunjukrasa tersebut. Dia juga mengatakan, dirinya tidak pandai membenahi sekolah tersebut karena banyak rintangan.