Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dinas Kesehatan (Dinkes) menyampaikan bahwa, sektor kesehatan tidak hanya mengurusi masalah yang lazim dilihat masyarakat, seperti penyakit menojol. Melainkan dibalik itu, sektor kesehatan harus bekerja keras, meski banyak orang yang tidak mengetahuinya.
"Wajar. Sebab perhatian masyarakat lebih kepada suatu kejadian penyakit," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut), Ridesman, dalam konfrensi pers berkaitan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 55 tahun 2019 di Aula Dinkes Sumut, Senin (11/11/2019).
Ridesman menjelaskan, berdasarkan PP No 2 tahun 2018, ada diatur 6 jenis pelayanan dasar yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemkab/Pemkot) yang dikenal dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dimana salah satunya adalah pada bidang kesehatan.
Ia memaparkan, pada poin yang pertama pelayanan tersebut adalah, bahwa setiap ibu hamil wajib mendapatkan pelayanan standar 100%. Kemudian setiap ibu bersalin, bayi yang baru lahir juga wajib mendapat pelayanan standar di pelayanan kesehatan, dan ditolong oleh tenaga persalinan yang juga sesuai standar.
"Begitu juga kepada tiap anak usia pendidikan dasar 6-14 tahun wajib dapatkan screening kesehatan atau deteksi, serta usia 15-59 tahun dan diatas 60 tahun. Selain itu, setiap penderita Diabetes Mellitus (DM), TB, ODGJ, orang berisiko HIV, wajib mendapatkan pelayanan kesehatan 100%. Ini lah tugas dari Pemkab/Pemkot," paparnya.
Sementara untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) jelasnya, hanya ada dua jenis pelayanan SPM, yaitu pada krisis kesehatan akibat bencana. Lalu kedua, kejadian luar biasa (KLB) penyakit, terutama lintas kabupaten, sehingga wajib diambil alih Provinsi.
"Kalau di satu kabupaten, tetap ditangani Pemkab setempat yang backup provinsi. Tapi SPM bukan tanggungjawab Dinas Kesehatan, melainkan pemerintah," terangnya.
Oleh karena itu, tuturnya, dalam mempercepat SPM, Dinkes Sumut menempuh dua strategi yaitu program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PISPK), dimana Puskesmas jemput bola mendatangi keluarga. Sedangkan kedua, sektor kesehatan menggalakkan integrasi serta berkolaborasi dengan lintas sektor, stakeholder melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
"Tapi yang sulit adalah merubah perilaku masyarakat," imbuhnya.
Untuk itu, Ridesman mengaku, pada HKN tahun ini, akan dilaksanakan kampanye terhadap generasi sehat menuju Indonesia unggul termasuk juga Lansia. Kegiatan lainnya berupa forum ilmiah, talkshow, dialog interaktif, seminar hingga upacara peringati HKN.