Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Kaisar Jepang yang baru, Naruhito. Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman mengatakan, pertemuan keduanya dinilai penting, terlebih dua negara ini memiliki konsep politik yang berlandaskan keselarasan.
"Bertemunya dua 'keselarasan' Indonesia dan Jepang memberi dampak konstruktif antara lain, semakin erat kepercayaan antarkedua negara untuk bekerja sama pada banyak bidang strategis untuk kebaikan masyarakat," kata Fadjroel dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/1/2020).
Pernyataan Fadroel itu diunggah melalui akun Twitternya @fadjroeL. Fadjroel menerangkan, undangan tersebut disampaikan Jokowi melalui Menlu Jepang saat kunjungan di Istana Merdeka pada Jumat (10/1) kemarin.
Dia mengatakan, pertemuan antara Jokowi dengan Kaisar Naruhito juga sebagai langkah penguatan jaringan kerja sama diplomasi global berdasarkan konsep keselarasan untuk menghadapi krisis global, termasuk terbentuknya simbol kekariban lintas negara dengan perbedaan agama.
"Pada dasarnya Presiden Jokowi saat ini aktif membangun kerja sama internasional agar kondisi stabilitas politik yang baik dan segala potensi Indonesia mampu dioptimalkan dalam mencapai Indonesia Maju," paparnya.
Lebih lanjut, Fadroel mengatakan, pertemuan antara Jokowi dengan Kasiar Naruhito akan menjadi menarik. Meski, kaisar tidak secara langsung mengelola kekuasaan politik pemerintahan, kaisar merupakan representasi kekuatan sosial karena menjadi pucuk tertinggi agama Shinto.
Dia menuturkan, Kaisar Jepang menjadi simbol dalam membangun hubungan antarnegara. Salah satunya yakni hubungan negara Jepang dengan China dan Korea Selatan.
"Hubungan mereka berubah baik ketika Kaisar Akihito menciptakan kebijakan 'permohonan maaf' kepada kedua negara tersebut terkait Perang Dunia II. Kaisar Akihito sendiri sejak menjadi kaisar mendapat julukan atau gelar Kaisar Heisei yang bermakna 'era perdamaian'" katanya.
Kaisar Reiwa, julukan untuk Kaisar Naruhito dinilai akan menjadi simbol masyarakat Jepang dalam konteks hubungan-hubungan internasional.
"Presiden Joko Widodo pun memiliki konsep yang serupa, yaitu keselarasan seluruh komponen bangsa untuk mencapai Indonesia," kata Fadjroel.(dtc)