Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tak nyangka mungkin Rajali, Kepala Dinas Sosial Sumut, bakal disemprot atasannya, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. Bahkan ia harus menerima kenyataan itu di depan banyak orang.
Begitu tiba di Sekretariat Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sumut, Senin (27/01/2020), Gubernur Edy langsung meninjau bagian belakang. Di sana, gubernur sudah tampak kesal karena keberadaan tempat ngumpul para tuna netra itu kurang layak.
Gubernur mengingatkan kepada Rajali, karena sudah 2 kali diingatkan agar sekretariat itu dibenahi. Sebagaimana diketahui, sekretariat Pertuni itu adalah milik Pemprov Sumut yang terdata di Dinas Sosial.
Gubernur hadir di sana, untuk mengikuti Hari Ulang Tahun ke-54 Pertuni Sumut. Hampir 100 orang anggota Pertuni hadir di sana, di mana acaranya digelar di bagian depan sekretariat yang kondisinya kurang layak tersebut.
Kekesalan Gubernur Edy, rupanya berlanjut saat acara perayaan. Beberapa orang dari tuna netra menyampaikan keluhannya kepada gubernur karena belum masuk menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH), BPJS Kesehatan dan fasilitas bantuan rakyat lainnya.
"Tolonglah perhatiannya Pak, kami belum masuk PKH. Orang lain kok bisa kami belum. Tolong ya Pak, tapi kalau tak bisa pun ya nggak apa-apa," ujar Boru Sihombing, salah seorang anggota Pertuni.
Tidak hanya Boru Sihombing, anggota Pertuni lainnya juga angkat bicara, yang umumnya mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah kepada mereka. Gubernur Edy pun menyuruh Kadis Rajali ke depan dan meminta penjelasan.
"Nanti catat semua apa-apa persoalan ibu-ibu ini," ujar Edy menginstruksikan. Edy juga ingin tahun depan agar sekretariat Pertuni sudah layak. "Sehingga tahun depan nggak seperti ini lagi," sebut Edy yang disambut tepuk tangan gembira anggota Pertuni.
Usai acara perayaan dan pamit pulang kepada para anggota Pertuni, namun Gubernur Edy bukannya langsung pergi. Ia malah kembali meninjau bagian belakang sekretariat Pertuni itu.
"Coba tutup mata, jalan kau ke sana (tunjuk arah ke belakang), bisa?," ujar Edy kepada Rajali. Dan Rajali ikut perintah guberur. "Nggak bisa Pak," ujar Rajali. Gubernur memaksudkan hal itu agar Rajali memperbaiki fasilitas sekretariat Pertuni itu.
Didampingi drg Annita dari Yayasa Surya Kebenaran Indonesia (YSKI) dan Kepala Bappeda Sumut, Hasmirizal Lubis, Gubernur Edy prihatin dengan kamar-kamar di sana yang kondisinya tak layak.
Ia juga menyoroti kamar mandi yang tak layak. "Kek mana kamar mandi begitu, apa mentang-mentang mereka nggak bisa lihat jadi nggak bagus gitu," ujar Edy kesal, seraya meminta agar keberadaan mushala yang ada di pojok kiri belakang, juga dipindahkan dan dibenahi.
"Atau kita buat barak di sini?. Begini aja, kamu (Rajali) dan kamu juga (Bappeda) dan ibu, nanti atur waktunya kita ketemulah membahas ini," ujar Gubernur Edy.
Menjawab wartawan, Edy mengatakan keluhan maupun ketidaklayakan sekeretariat Pertuni itu adalah "dosanya" bagi para anggota Pertuni. Dia berjanji memberi perhatian sehingga tidak seperti itu lagi kondisinya di tahun depan.