Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Seiring dengan kekhawatiran baru terkait dengan penyebaran virus corona, banyak investor mulai beralih ke emas. Hal itu pun membuat harga emas dalam sepekan terakhir terus mengalami kenaikan. Kini, harga emas sudah dibanderol US$ 1.660/troy ons atau naik US$ 100 dari sebelumnya US$ 1.560/troy ons. Itu artinya, dalam sepekan harga emas mengalamai kenaikan lebih dari 6%, atau naik sekitar Rp 1,37 juta/ons.
Seperti diketahui, banyak negara yang mulai terjangkit virus corona dan parahnya sejumlah ahli menjelaskan bahwa penyebaran itu seperti flu biasa. Ini tentunya menakutkan bagi pelaku pasar sehingga mereka cenderung memilih investasi yang aman.
Menurut pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, kenaikan Harga emas menjadi kenaikan yang sangat fantastis, marena terjadi di saat sejumlah indeks bursa saham dunia mengalami penurunan. "Emas lebih memberikan keuntungan dibandingkan aset lainnya. Dan pelaku pasar benar-benar memanfaatkan masalah penyebaran virus Corona untuk membeli emas sebagai save haven," katanya, Senin (24/2/2020).
Di dalam negeri, harga emas juga semakin mahal karena didorong kenaikan harga emas dunia. Apalagi, mata uang rupiah juga melemah di saat harga emas mengalami kenaikan. Sebagai perbandingan saja, di sekitar 7 hingga 10 hari yang lalu, emas bertengger dikisaran US$ 1.560/troy ons, dan saat itu rupiah masih dikisaran 13.670/dolar AS, kalau di rupiahkan emas kala itu senilai Rp 687.000-an/gram.
Dan saat ini harga emas dikisaran US$ 1.660/troy ons sementara rupiah di level 13.850/dolar AS, kalau dirupiahkan sekitar Rp 742.000-an/gram. Harga emas dalam rupiah saat ini jauh lebih mahal kenaikannya dibandingkan dengan kenaikan harga emas global.
Jika dibandingkan, harga emas lokal mengalami kenaikan angka sekitar 8%, sementara harga emas dunia naik sekitar 6%-an.
"Tren harga emas diperkirakan masih akan terus naik seandainya penyebaran virus corona kian memburuk. Investor diharapkan bijak menanggapi isu tersebut, dan sebaiknya mewaspadai kemungkinan aksi profit taking yang bisa kapan saja terjadi," kata Gunawan.
Pemilik Toko Emas Suranta di Pasar Pringggan Medan, Edi Suranta, mengatakan, harga emas memang terus meroket sepekan terakhir. Hal itu pun membuat penjualan sedikit sepi. Meski tidak terlalu berdampak, tapi mahalnya emas membuat masyarakat lebih menunggu hingga harganya turun.
"Kalau yang beli paling karena untuk kebutuhan pesta. Kalau itu, memang tidak berpatokan pada harga emas. Biasanya memang selalu ada," katanya seraya menambahkam masyarakat yang menjual emas juga sedikit. Kemungkinan karena menunggu harga lebih mahal lagi.