Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penghargaan pemerintah kepada seniman, khususnya para pemusik di negeri ini masing sangat rendah. Terbukti, tidak terhitung begitu banyak pemusik yang pernah mengharumkan nama Indonesia, tetapi luput dari perhatian pemerintah.
Sebaliknya, karya maupun penghargaan secara pribadi justru didapat dari pemerintah maupun komunitas masyarakat seni di luar negeri. Demikian dikatakan pengamat seni Idris Pasaribu saat memantik diskusi "Memperjuangkan hak cipta dan kesejahteraan musisi Kota Medan". Diskusi berlangsung di Kopi Jolo, Jalan Cikini Ditiro Medan, Kamis sore (5/3/2020). Diskusi diinisiasi oleh Gerakan Medan Berkah.
"Pemusik dunia dari Medan itu salah satunya mendiang Ben Pasaribu. Di sini dia kurang dihargai, tapi di Amerika dan Inggris, sampai saat ini karyanya masih dibahas. Dan bahkan ada royalti atas itu," kata Idris.
Idris juga menyinggung political will pemerintah yang rendah kepada seniman. Bahkan seniman kerap dianggap pemerintah sebagai kelompok yang harus dijauhi.
"Selain terus berkarya, seniman itu juga perlu dukungan political will. Jadi para seniman harus bersatu dan menyampaikan aspirasi politiknya melalui komisi E DPRD Sumut. Harus dikembalikan Medan sebagai ibukota musik dan sastra Indonesia," kata Idris.
Diskusi yang merupakan program Ruang Aspirasi yang diinisiasi Gerakan Medan Berkah ini dipandu Muhammad Asril. Dikatakan Asril, diskusi rutin ini digelar untuk membahas berbagai tema yang berkaitan dengan Indonesia, khususnya di Kota Medan.
"Kita mau menyerap berbagai aspirasi tentang hal-hal yang kita anggap penting dibahas dengan ahlinya. Ini merupakan salah cara kita memperbaiki negeri ini, khususnya Kota Medan," kata Asril.