Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak Amerika Serikat (AS) masih mengalami pelemahan. Itu disebabkan investor masih khawatir akan kelebihan pasokan minyak mentah.
Dikutip dari CNN, Rabu (29/4/2020), West Texas Intermediate (WTI) turun 3,5% pada Selasa kemarin menjadi US$ 12,33 per barel. Sebelumnya, kontrak minyak pengiriman Juni telah jatuh 20% dan mendekati US$ 10 per barel. Itu terjadi karena penurunan 25% pada hari Senin.
Penurunan yang terbaru terjadi ketika United States Oil Fund menyatakan akan membuang kontrak WTI Juni dan mengurangi kontrak-kontrak untuk bulan-bulan mendatang.
"Aksi jual Juni yang mengejutkan sebagian karena kenyataan dari fasilitas penyimpanan yang terisi dengan cepat," tulis Stephen Innes, kepala strategi pasar global di AxiCorp.
Hal itu adalah tanda jika Corona telah membuat permintaan menghilang dan tak banyak ruang untuk menyimpan minyak. "Industri kami telah dilanda guncangan penawaran dan permintaan dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya," kata CEO BP (BP) Bernard Looney dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan minyak itu sebelumnya melaporkan penurunan 66% pada laba kuartal pertama menjadi US$ 800 juta dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Minyak AS jatuh sangat dalam pekan lalu karena berada di bawah US$ 0 per barel untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sejak itu kontrak Mei telah kedaluwarsa dan investor kini memperdagangkan kontrak Juni. Tapi, sekarang harganya juga anjlok.(dtf)