Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Duka menghampiri dunia sastra Tanah Air. Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia.
Awal tahun ini mendiang Sapardi baru saja menerbitkan dua buku yang ditulisnya. Buku-buku tersebut berjudul Perempuan yang Tak Bisa Dieja dan Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang?.
Perempuan yang Tak Bisa Dieja merupakan hasil kolaborasinya dengan fotografer Darwis Triadi. Sementara Masih Ingatkah merupakan kolaborasi Sapardi dengan Rintik Sedu.
Kabar kolaborasi antar penyair Hujan Bulan Juni, Sapardi Djoko Damono dengan Rintik Sedu penulis Kata dibocorkan pertama kali lewat media sosial keduanya.
Usia seakan tak menggerus semangat Sapardi dalam berkarya. Ia juga dikenal sebagai penulis yang terbuka akan segala gagasan bahkan membuka diri terhadap gagasan puisi dari generasi muda seperti kolaborasinya dengan Nadhifa Allya Tsana atau yang dikenal dengan nama pena Rintik Sedu.
Bagi Rintik Sedu, kolaborasinya dengan Sapardi bak mimpi jadi nyata. "Bapak salah nggak sih kolab sama saya, saya jadi pembaca setiap bapak aja deh, sudah diikuti kembali di Instagram. Kata bapak, 'loh saya memang mau ajak bikin karya bareng'," tutur Rintik Sedu mengenang masa itu saat diwawancara detikcom beberapa waktu lalu.
Buku lain yang sempat dirilis Sapardi di antaranya trilogi novela Segi Tiga dan Mantra Orang Jawa.
Selama ini, puisi-puisi Sapardi menjadi inspirasi bagi para seniman lainnya. Karyanya diadaptasi lintas seni salah satunya dibuat ke dalam musikalisasi hingga diadaptasi ke layar lebar.
Film Hujan di bulan Juni yang dibintangi Adipati Dolken dan Velove Vexia menjadi salah satunya. Film tersebut merupakan drama yang pernah tayang di layar lebar pada tahun 2017.
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di usia 80 tahun. Kondisinya sempat menurun satu bulan belakangan dan menjalani perawatan di rumah sakit.
Dunia sastra kehilangan salah satu sastrawan terbaiknya hari ini.(dtc)