Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kasihan burung itu, Biarkan dia mencari makan di alam bebas. Kamu orang belum pernah mengalami bagaimana susahnya orang ditahan, dipenjarakan tanpa ada kesalahan. Maka jangan ada pengawal saya memenjarakan burung dalam sangkar, sekalipun sangkarnya dari emas. (Ir Soekarno 1901-1970)
Layaknya burung yang ditahan bertahun-tahun di dalam sangkar yang berusaha melepaskan diri untuk menikmati Indahnya alam bebas, sungguh kiasan itulah mungkin yang mengambarkan bagaimana Indonesia merebut Kemerdekaan dari Penjajah Ratusan tahun lamanya, demi kemerdekaan Berbangsa, Berbahasa dan Bertanah air tanpa Penindasan.
Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi puncak awal sejarah kemerdekaan negeri ini, Para tokoh pahlawan menjadi saksi betapa sadisnya penjajahan selama berabad-abad. Semangat juang layaknya darah bergejolak Jiwa raga yang hanya untuk negeri, nyawa dipertaruhkan untuk satu tujuan yang mulia yakni Kemerdekaan bagi segenap bangsa Indonesia.
75 tahun sudah kemerdekaan negeri ini. Tetesan darah dan keringat pejuang Kemerdekaan. 350 tahun dijajah bangsa Belanda dan 3,5 tahun dijajah bangsa Jepang tentunya dengan segala penderitaan dan kesengsaraan. Sudah sepantasnyalah kita berterima kasih kepada para pahlawan yang mengantar negeri ini pada kemerdekaan bangsa ini, Kemerdekaan ini layak disyukuri karena kini kita sudah bebas dari penjajahan bangsa asing.
Perjalanan panjang telah dilalui ibu pertiwi, namun pada peringatan kemerdekaan yang ke-75 tahun ada yang berbeda. Ya, pandemi Covid-19 memang telah mengubah tatanan yang ada. Pasalnya, kerumunan, berjabat tangan yang dulu hal yang lumrah, kini menjadi sesuatu yang dilarang demi kesehatan. Begitu juga halnya dengan perayaan kemerdekaan tahun ini, yang dulu selalu riah dengan perlombaan berpesta sukacita merdeka dan di setiap sudut kota layaknya lautan manusia. Kini harus dibatasi demi menjaga diri dari serangan Covid-19. dan dituntun memaknai kemerdekaan dengan kondisi dan situasi yang berbeda.
Perang melawan Covid-19, kemerdekaan kita kini kembali diuji. Bukan perang dengan mengangkat senjata seperti para pahlawan karena kita melawan lawan yang tidak terlihat. Pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada semua lini kehidupan, baik dari segi ekonomi, pendidikan dan sosial. dan tentunya membuat terpuruk. Belum lagi pahlawan kesehatan yang gugur dan jiwa yang gugur akibat pandemi Covid-19 hingga saat ini yang sudah mencapai 6.071 jiwa dan jumlah positif yang semakin darurat:139.549 kasus (16/08/20). Atau pertambahan 1.000 kasus lebih per hari.
Belum lagi ekonomi kian memburuk. Jurang resesi memiliki potensi di tengah pandemi. BPS melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartalan II-2020 minus mencapai angka 5,32%. Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19% dan secara kumulatif terkontraksi 1,26%. Sementara itu, kontraksi lebih dalam konsensus pasar maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia yang berada di kisaran 4,3%,-4,8%. Apabila benar pertumbuhan ekonomi masih minus pada kuartal III 2020, hal ini menjadi resesi pertama yang dialami Indonesia sejak 1998.(Kompas.com 6/82020).
Ya, sangat menyedihkan belum lagi masalah intoleransi yang masih merajalela di negeri ini. Tetapi yakinlah kita bisa menghadapi apabila kita bersatu. Laksana pohon yang akarnya menghujam sampai ke dasar tanah sampai ke dasar tanah. Prinsipnya yang kuat pun memudahkanya menghadapi berbagai masalah rumit yang menyelimuti bangsa. Apalagi melihat kondisi saat ini, selayaknyalah kita saling bertopang tangan dan gotong-royong dalam menghadapi pandemi ini dan mendoakan tim dokter dalam mencari virus mengobati virus covid-19.
Mungkin senjata utama kita saat ini adalah mematuhi dan menerapkan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan Masker dan Menjaga Jarak). Menjadi hal yang penting untuk dilakukan oleh masyarakat di tengah pandemi. Mari dengan semangat yang dilakukan oleh pahlawan dulu berjuang untuk kemerdekaan kita aktulalisasikan untuk Melawan penyebaran virus corona. Agar kita bisa merdeka dari Covid-19.
Seperti Pesan Presiden RI, “Mari kita terus bersama-sama menangani pandemi ini, bergotongroyong, bersatu padu karena dengan cara kebersamaan ini kita akan dapat mengatasinya”. jika anjuran itu dilakukan dengan disiplin maka situasi akan kembali normal.
Dan, kiranya, Kita harus memaknai betul nilai-nilai perjuangan saling merangkul dan bertopang tangan. Bergerak bersama dengan ikut proaktif menerapkan 3M, Berusaha bangkit dari pandemi, menjaga Indonesia, Memupuk rasa patriotisme dan Nasionalisme menanamkanya pada generasi muda supaya tercipta “Indonesia Maju”.
INDONESIA MERDEKA!
====
Penulis Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]