Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Amsterdam. Amsterdam dibayangi masalah yang tak kalah gawat dari COVID-19. Kabarnya, kota kanal itu kian tenggelam.
Dilansir dari CNN, Jumat (21/8/2020), sejumlah retakan dan lubang mulai bermunculan di sepanjang kanal yang menjadi ciri khas Amsterdam. Sejumlah sepeda disebut menjadi korban dan jatuh ke dalam kanal.
Tak hanya dinding dan permukaan tanah, jembatan yang menghubungkan kanal juga mulai runtuh dan menimpa kapal boat yang bersandar di kanal. Bahaya runtuhnya permukaan tanah kian mengintai Amsterdam.
Selama pandemi COVID-19, Amsterdam memang sedikit terbantu dengan menghilangnya turis dari jalanan yang biasanya selalu ramai. Namun, hal itu tak berdampak banyak pada kondisi Amsterdam yang makin renta.
Sejarahnya, kanal di Amsterdam telah dibangun sejak abad ke-12 hingga 16. Banyak bangunan yang dibangun di atas struktur kayu dan semen sebagai penunjang tanah di sekitar Sungai Amstel.
Secara umur, struktur fondasi yang menopang kanal Amsterdam disebut telah berumur 500 tahun. Sudah waktunya diadakan revitalisasi kembali.
Sekitar 1.600 jembatan dan kanal air sepanjang 200 Km disebut perlu diperbarui. Adapun telah ada pemberitahuan lima tahunan akan kondisi kanal yang kian menua pada awal tahun ini.
Menurut pihak Pemda, proses reparasi telah mulai dilakukan. Namun, survei akan kondisi setiap dinding kanal dan jembatan bukan tanpa resiko.
"Risiko tak bisa ditangkal 100%," ujar salah satu juru bicara Pemda setempat.
Hanya saja, biaya reparasi kanal dipastikan cukup mahal. Sekitar 22,5 juta Euro dipastikan mengalir untuk perawatan kanal setiap tahunnya.
Rencana hingga tahun 2023, sekitar 27 jembatan akan direnovasi. Termasuk pembaruan dinding kanal sepanjang 800 meter dan penggantian baru dinding kanal sepanjang 3.800 meter.
Faktanya, sekitar 6 jembatan yang rapuh di Amsterdam telah ditutup. Ada juga yang dibuka terbatas hanya untuk pesepeda dan pejalan kaki saja.(dtt)