Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tokyo - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, yang baru saja mengundurkan diri diketahui menderita penyakit kronis yang disebut kolitis ulseratif sejak remaja. Penyakit ini menyebabkan peradangan di saluran pencernaan atau disebut juga sebagai radang usung kronis.
Seperti dilaporkan media nasional Jepang, NHK, Jumat (28/8/2020), penderita penyakit kolitis ulseratif (ulcerative colitis) mengalami sakit perut yang parah dan diare terus-menerus, karena lapisan usus besar mengalami peradangan.
Abe diketahui pertama menjabat PM Jepang tahun 2006 saat usianya 52 tahun -- yang termuda di Jepang era pascaperang. Namun setahun setelah menjabat, dia mundur dari jabatannya karena mulai mengalami gejala yang parah.
Abe kembali ke dunia politik sekitar 5 tahun kemudian, atau pada Desember 2012 dan memimpin Jepang untuk periode kedua. Kondisinya saat itu tampak stabil berkat pengobatan baru yang menekan peradangan ususnya.
Masa jabatan Abe sebagai PM Jepang telah mencapai 7 tahun 8 bulan. Hal ini menjadikan Abe sebagai PM Jepang yang menjabat paling lama.
Namun sejumlah sumber menyebut sejumlah kelainan ditemukan saat Abe menjalani pemeriksaan terbaru pada Juni lalu. Disebutkan sumber itu bahwa hasil pemeriksaan kedua di Rumah Sakit Universitas Keio pada 17 Agustus lalu menemukan bahwa kondisinya semakin memburuk.
Sejumlah sumber itu menyebut bahwa pemeriksaan lanjutan sekitar satu pekan kemudian, menunjukkan bahwa gejala-gejalanya mereda dengan penggunaan obat. Namun para dokter menyatakan bahwa Abe perlu melanjutkan pengobatan hingga tahun depan.
Abe diketahui mendatangi rumah sakit untuk memeriksakan diri sebanyak dua kali dalam dua pekan terakhir, yang semakin mengobarkan spekulasi soal kesehatannya yang memburuk.
Pada Jumat (28/8) sore waktu setempat, Abe yang kini berusia 65 tahun mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai PM Jepang. Dia mengakui bahwa alasannya mundur karena kondisi kesehatannya yang memburuk.
"Saya tidak bisa menjadi Perdana Menteri jika saya tidak bisa mengambil keputusan terbaik bagi rakyat," ucap Abe (65) dalam konferensi pers terbaru di Tokyo, seperti dilansir Reuters.
"Saya telah memutuskan bahwa saya akan mundur sebagai Perdana Menteri, dengan keyakinan bahwa saya tidak dapat terus menjabat Perdana Menteri jika saya tidak memiliki keyakinan bahwa saya dapat melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepada saya oleh rakyat," tegas Abe.
"Saya minta maaf dari lubuk hari saya yang paling dalam bahwa meskipun ada banyak dukungan dari rakyat Jepang, saya meninggalkan jabatan tersebut dengan sisa masa jabatan setahun penuh dan di tengah berbagai kebijakan dan virus Corona," ujarnya. dtc