Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
PANDEMI COVID-19 memberikan pengaruh besar bagi kehidupan kita, baik secara fisik maupun psikologis. Banyak dari kita yang mengalami stres, cemas, feeling down atau bahkan depresi. Beberapa bulan yang lalu, kehidupan masyarakat seolah terhenti karena ada pembatasan, seperti halnya sekolah, bekerja, pelayanan kesehatan, dan layanan publik lainnya. Tidak dipungkiri, hal ini sempat menyebabkan kepanikan, ketakutan dan kecemasan pada masyarakat.
Di situasi sekarang wajar ketika seseorang merasa stres dan tidak nyaman karena tidak bisa untuk mengontrol situasi yang ada di luar dirinya. Apalagi, hingga saat ini belum ada kepastian kapan pandemi ini berakhir dan situasi kembali normal.
Perasaan cemas dan takut adalah respon yang normal dalam situasi yang tidak normal seperti pandemi ini. Maka yang kita perlukan adalah menangani atau mengelola perasaan cemas tersebut, karena ketika stres tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu kinerja kita. Individu yang sedang stres maka pikiran menjadi tidak fokus, tidak kreatif dan sulit membuat keputusan, bahkan pekerjaan yang dilakukan pun menjadi tidak efektif. Umumnya, stres memang tidak dapat dihindari tetapi stres dapat dikendalikan atau mencoba untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Lalu, apa saja tanda kalau kita mengalami stres? Secara fisik, kita akan mengalami sakit kepala, gangguan pencernaan, sulit tidur, dan mudah merasa lelah. Kita juga akan menunjukkan perilaku seperti sulit berkonsentrasi, mudah marah, suka menyendiri, dan mudah lupa. Selain fisik dan perilaku, secara psikologis tubuh kita akan menunjukkan tanda-tanda seperti perasaan khawatir yang berlebihan saat mendengar berita tentang Covid-19, cemas berlebihan, merasa lemah dan insecure, emosi tidak stabil, dan lainnya.
Stres yang berkepanjangan ternyata tidak hanya memperburuk kesehatan fisik kita, kesehatan mental kita juga menurun. Tanda bahwa kesehatan mental kita menurun adalah mengalami cemas dan takut yang sangat intens (paranoid), bersikap obsesif terhadap berita Covid-19, mengalami gangguan tidur, mudah merasa lelah dan tidak bertenaga. Gejala seperti ini jika dibiarkan terus-menerus, dapat menyebabkan sistem imun kita terganggu. Jika sistem imun kita terganggu maka tubuh kita mudah terjangkit virus dan penyakit lainnya.
Menjaga tubuh tetap fit dan bebas dari stres sangatlah penting terutama di masa pandemi covid-19. Ternyata mengelola stres itu tidaklah sulit, cukup lakukan hal-hal berikut ini. Pertama, Terima bahwa rasa tidak nyaman ini wajar dan akan berlalu. Kita bisa mengelola pikiran dan emosi itu dengan berpikir positif, latihan relaksasi, meditasi, dan meningkatkan spiritual kita. Dengan menerima segala perubahan yang terjadi saat ini, diharapkan kita bisa lebih tenang menghadapi realita.
Kedua, Lakukan Kegiatan yang Kreatif. Alihkan rasa cemas dengan membaca buku, mencoba resep masakan baru, bercocok tanam, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan lainnya. Batasi akses terhadap media. Selalu mendapatkan informasi yang akurat di tengah situasi genting memang sangat penting. Namun, terlalu banyak informasi yang kita terima juga bisa menyebabkan kecemasan.
Stres memang tidak dapat kita hindari. Baik dalam masa pandemi ataupun pada situasi normal, manusia sangat rentan terhadap stres. Yang perlu dilakukan adalah meminimalisir stres tersebut sehingga kita masih dapat bertindak positif dan tidak perlu panik dan memberikan reaksi yang berlebihan. Dalam menyikapi kehidupan normal baru (new normal), kita juga sebaiknya cepat beradaptasi. Salah satunya adalah dengan mengikuti protokol kesehatan ketika berada di luar rumah, seperti memakai masker, jaga jarak minimal 2 meter dengan orang lain serta rajin mencuci tangan. Selain melakukan protokol kesehatan, kita juga harus senantiasa menjaga pola hidup sehat dan bersih serta memperkuat daya tahan tubuh.
====
Penulis adalah seorang Psikolog dan Dosen Tetap Fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommensen Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]