Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labuhanbatu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) adalah daerah di luar pulau Jawa, dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar dengan nilai Rp 801,73 Trilyun (2019). Selain itu PDRB berdasarkan didistribusi atas dasar harga berlaku, juga terbesar di luar Jawa, sebesar 4,99%. Sedangkan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, Sumut berada di angka 5,22%.
Sementara Penduduk Sumut (2010) adalah sebanyak 12.982.204 jiwa dengan penduduk usia kerja (usia 15 tahun keatas) sebanyak 9.991.998 jiwa (2019). Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ada di angka 74,57 % atau sama dengan 7.450.802 jiwa. Dari jumlah hampir 7,5 juta jiwa tersebut, terdapat pekerja sebanyak 7.036.048 jiwa (94,44 %) dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebanyak 414.316 jiwa (5,56%).
Pada tahun ini, dari 33 Kabupaten/Kota di Sumut, 23 diantaranya akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Salah satunya adalah Kabupaten Labuhanbatu. Kabupaten yang menyumbang 4,16% terhadap PDRB Sumut.
Berbicara Pilkada, tentu muaranya adalah terpilihnya kepala daerah yang mampu membawa kesejahteraan. Dimana salah faktor penggeraknya, adalah lapangan pekerjaan. Karena itulah kemampuan mendatangkan investor menjadi salah satu kelebihan yang ditawarkan calon kepala daerah di setiap Pilkada.
Sama seperti daerah lainnya, di Labuhanbatu isu lapangan pekerjaan pun dijadikan cara untuk meraih hati para pemilih. Karena itu menarik dicermati, bagaimana sih sebenarnya peta ketenagakerjaan yang ada di Labuhanbatu.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara, per 2019 jumlah penduduk Labuhanbatu adalah 494.178 jiwa. Dimana, 67,4 % nya (333.132 jiwa) merupakan penduduk usia kerja . Dengan TPAK sebesar 62,39 % ( 207.842 jiwa).
Dari jumlah angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 195.999 jiwa (94,3%). Sedangkan TPT nya berjumlah sebanyak 11.843 jiwa atau 5,7%, dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 41.520 jiwa atau 8.5% dari total jumlah keseluruhan penduduk (BPS Labuhanbatu).
Selain itu, dari total PDRB (2019) yang Rp 33,6 Trilyun, ternyata dari 17 item yang ada, kontribusi terbesar didominasi oleh 3 item saja. Yaitu industri pengolahan sebesar Rp 11,6 Trilyun (34%), pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar Rp 7,9 Trilyun (23.5 %) dan perdagangan sebesar Rp 6,054 Trilyun (18%). Sementara 14 item lainnya berkontribusi sangat kecil terhadap PRDB, masing-masing dibawah angka 10%.Itu artinya masih banyak jenis usaha yang bisa dioptimalkan.
Misalnya item dengan sumbangan terkecil yaitu pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang yang hanya berkontribusi sebesar Rp 10,6 milyar terhadap PDRB. Sebuah nilai yang sangat kecil tentunya, jika melihat potensi yang ada.
Mengapa demikian?
Karena dengan banyaknya industri pengolahan minyak kelapa sawit di Labuhanbatu,maka sseharusnya limbahnya dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi. Contohnya menjadi pupuk organik. Selain menyuburkan tanaman (meningkatkan produksi), juga mengurangi biaya perawatan.
Selain itu sampah rumah tangga yang tidak sedikit, juga seharusnya bisa diolah. Banyak daerah yang sudah membuktikan nya. Dengan sentuhan ilmu pengetahuan dan kreativitas, sampah dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis tinggi, seperti kompos dan juga pembangkit listrik dari gas metana. Lingkungan sehat, pemasukan pun dapat.
Begitu juga dengan industri pengadaan air yang seyogyanya merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat. Seharusnya menjanjikan keuntungan yang signifikan karena terkait kebutuhan dasar.
Sama halnya dengan item lainnya, masih terbuka lebar untuk dioptimalkan menjadi penyumbang PRDB, sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Dari sedikit data BPS diatas saja, sudah terbuka beberapa peluang yang belum digarap optimal. Bagaimana jika seluruh data mampu dimanfaatkan sebagai dasar membuat kebijakan. Percepatan pembangunan tentu lebih memungkinkan terjadi. Karena itu, diharapkan kelak pasangan calon yang terpilih, dapat mengoptimalkan data yang ada, sehingga mampu mengambil kebijakan terbaik, yang muaranya meningkatkan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Labuhanbatu pada khususnya.