Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Judul di atas merupakan tema Hari Santri Nasional 2020, yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Momentum itu didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada tanggal 15 Oktober 2015. Dijadikannya tanggal tersebut, merujuk pada satu peristiwa bersejarah, yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
Seruan itu berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang. Di belakang tentara Inggris, rupanya ada pasukan belanda yang ikut membonceng. Aspek lain yang melatarbelakangi penetapan Hari Santri Nasional ini adalah pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI. Ini sekaligus merevisi beberapa catatan sejarah nasional, terutama yang ditulis pada masa Orde Baru, yang hampir tidak pernah menyebut peran ulama dan kaum santri.
Pembelajaran di Pesantren Terkini
Saat pandemi ini, banyak pesantren yang tetap menajalankan aktivitas belajar-mengajarnya seperti biasa saja. Hal ini wajar, karena telah dilakukan sterilisasi dan karantina yang cukup. Sebelum masuk pesantren, para santri dikenai protokol kesehatan. Jadi, mereka masuk ke pesantren dalam keadaan steril. Dan semua orang yang ada di pesantren juga dalam keadaan yang sama.
Karena itu, wajar saja jika proses pembelajaran di pesantren bisa berlangsung seperti biasanya. Sebab, pada realitasnya, para santri telah terkarantina dengan sendirinya. Tinggal lagi, bagaimana membatasi pergerakan orang yang keluar masuk dalam pesantren. Tidak diperbolehkan tamu masuk. Dan tidak boleh keluar yang dari dalam. Cara inilah yang membuat kondisi santri tetap steril. Tidak terpapar oleh virus covid-19.
Di dalam pesantren tetap dijaga protokol kesehatan. Semuanya aturan dilaksanakan sesuai dengan standar. Itulah yang telah dijalankan. Sehingga sangat minim terjadinya kasus terpapar covid-19. Namun, tatakala masyarakat di dalam pesantren bersosialisasi secara bebas dengan pihak luar, maka di saat itulah rentan terjadinya penyebaran kasus covid-19.
BACA JUGA: Demokrasi di Warung Kopi
Pembelajaran di dalam kelas, bisa dilakukan berjalan seperti biasanya, dengan tetap melaksanakan program 3M; Menggunakan masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan pakai sabun. Itulah yang kini dilaksanakan pesantren; sebagai protokol yang permanen. Sepanjang adanya filter yang kuat antara masyarakat dalam luar pesantren, maka masyarakat di dalam pesantren tetap aman. Tetap tidak akan terkontaminasi virus corona.
Kontribusi Santri dalam Kekinian
Selintas sejarah, para santri telah menunjukkan gigih-juangnya dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda. Para pahlawan terdahulu juga banyak yang alumni pesantren. Lihatlah Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, KH Wahid Hasyim (Pendiri NU), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Kiai Haji Misbach (Jawa Timur), Bung Tomo, serta banyak lagi yang lainnya. Semuanya mendarmabaktikan diri dan nyawanya untuk perjuangan membela Indonesia.
Kini pesantren menjadi “pabrik” penghasil generasi penerus yang handal. Hal itu dikarenakan dalam pembelajarannya selalu diiringi dengan pembentengan diri terhadap perbuatan yang baik dan tidak baik; perbuatan yang terlarang dan tidak. Dengan cara pembelajaran yang sedemikian, diharapkan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya di masa depannya bisa memfilter segala perlakuan yang layak untuk dilakukan. Itulah produk unggulan dari pesantren. Sehingga kontribusi para alumni menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk Indonesia maju, sebagaimana yang diharapkan oleh Presiden Republik Indonesia; Joko Widodo.
Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah
Untuk mengatasi pembelajaran yang seperti saat ini, tatkala pandemi merajalela, dengan tujuan agar para santri tetap sehat dalam belajarnya, maka masyarakat dan pemerintah harus memberikan dukungan penuh. Tidak bolehlah dukungan yang setengah-setetangah, apalagi sama sekali tidak mendukung. Apalagi sampai pihak yang memcurigai pesantren sebagai sesuatu yang dipandang negatif. Sungguh dulunya ada stigmatisasi terhadap pesantren, kini di era transparansi, semua bisa melihat bagaimana perkembangan pesarntren. Apa-apa saja yang dilakukan di pesantren. Bagaimana partisipasi yang diberikan pesantren terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya; juga terhadap bangsa Indonesia.
Karenanyalah, pemerintah dan masyarakat luas memberikan perhatian agar pesantren bisa lebih berkembang dan maju pesat. Pesantren harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Sebab, jika pesantren sudah mandiri dan besar, yang tertolong adalah masyarakat luas, yang pada akhirnya juga akan menolong bangsa dan negara ini. Lintasan sejarah telah mendeskripsikan eksistensi dan kontribusi pesantren. Sekarang ini, tinggal bagaimana meneruskan tradisi baik terhadap pesantren. Pesantren akan tetap mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia; khusunya yang telah menjadi santri.
Penutup
Kiranya, dengan memperingati Hari Santri Nasional, diperlukan strategi dan rumusan yang lebih mapan agar para santri bisa mendulang ilmu dengan tidak terganggu mewabahnya pandemi covid-19. Tujuannya adalah bagaimana para santri tetap sehat. Kalangan internal pesantren, perkuatlah dari dalam institusi. Hal itu untuk menyakinkan pihak eksternal agar bisa juga memberikan kontribusi untuk memajukan pesantren. Justru pihak eksternal yang sangat diharapkan kontribusinya sejalan dengan perbaikan diri pesantren secara mandiri dan berkelanjutan. Ingatlah bahwa seruan jihad untuk membela Indonesia, bermula dari pesantren, maka pihak manapun janganlah terlalu alergi dan sensitif terhadap kata jihad!
Pada akhirnya, para santri akan menjadi sehat dan Indonesia akan menjadi kuat!
Jayalah Santri Indonesia!
====
Penulis adalah Sekretaris pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara ([email protected])
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]