Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Hari Dongeng Nasional diperingati setiap tanggal 28 November di mana tahun ini jatuh pada hari Sabtu (28/11/2020). Tahun ini mengusung tema "Dongeng Bahagia di Rumah", kiranya bisa memberikan nuansa yang lebih baik dalam pengembangan potensi anak dalam keluarga. Seiring perkembangan zaman, mendongeng ternyata mengalami pergerusan yang masif. Perlahan terlihat kebiasaan mendogeng menjadi hilang. Keluarga tidak lagi memandang mendongeng sebagai sebuah upaya untuk mengedukasi anak dalam keluarga. Di samping kesibukan para orang tua yang kebetulan bekerja keduanya. Kebiasaan mendongeng ini juga perlahan hilang di dalam keluarga.
Kemajuan teknologi dengan maraknya telepon pintar (smart-phone) berpengaruh bagi anak yang baru lahir (baca: usia muda batita; bawah tiga tahun), sepertinya sudah tercemari dengannya. Hampir tidak bisa anak dilepaskan dari telepon pintar tersebut. Sebenarnya, tidak menjadi masalah jika hal-hal yang dikonsumsi dari telepon pintar itu adalah sesuatu yang produktif dan efektif untuk pembangunan karakter diri anak. Bisa disinergikan antara pembangunan mental spiritual anak dengan sajian telepon pintar. Hal ini sangat berguna, jika anak bisa diarahkan dengan pengawasan yang ketat dari orang tua.
Konten yang positif sangat banyak dan beragam bisa ditemukan di dalam telepon pintar; ada juga mendongeng di telepon pintar itu. Tetapi tidak jarang, orang tua yang “kalah” dalam hal penyajian yang ada di telepon pintar tersebut. Menu mendongeng juga banyak. Bisa beberapa dongeng yang dinikmati. Tetapi teryata, terkalahkan para orang tua dengan “semangat” anak dengan dunianya sendiri. Jadilah mendongeng semakin termarginalisasi.
Padahal mendongeng dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Saat menggunakan waktu yang berkualitas dalam keluarga, mendongeng dapat dilakukan. Bisa juga dilakukan menjelang tidur. Tidak perlu panjang dan lama mendongeng itu. Yang terpenting adalah bagaimana menyampaikan sesuatu yang imajinatif sehingga anak mempunyai suatu gambaran dalam imajinasinya. Ada bentuk, alur, sosok, nilai, norma, dan ajaran kebenaran yang tersemat di dalamnya. Sehingga dongeng itu bisa membekas di dalam diri anak.
Dengan kebiasaan mendengar seperti itu, maka anak akan mampu menangkap pendeskripsian yang abstrak di dalam memori. Hal ini akan sangat berguna untuk membangun pola pikir. Akal dan nilai rasanya mulai ter-asah dan terbina dengan kebiasaan mendengar dongeng. Ini menjadi instrumen untuk membangkitkan konkretisasi otak dari sesuatu yang abstrak. Seolah tampak nyata di depan matanya, apa yang ada di dalam benak anak tersebut.
Pola mendongeng yang paling efektif adalah dengan komunikasi yang interaktif-dialogis. Adanya respon timbal balik antara anak dengan pendongeng. Itulah pendongengan yang berhasil sehingga anak mampu menghadirkan sesuatu yang tidak ada, menjadi ada di otaknya; di dalam pikirannya. Memorinya juga akan mampu menyimpan berbagai kesan yang baik dan buruk, yang tersaji dalam dongeng. Itulah manfaat mendongeng.
Sejatinya, mendongeng adalah membangkitkan imajinasi serta diharapkan anak mampu mengkonkretisasi dari hal-hal yang imajinatif tersebut. Dengan kata lain, apapun yang disampaikan kepada anak, itu bisa dalam bentuk yang sangat beragam. Memang bagi anak yang penting, sesuatu yang disampaikan itu bisa terekam di dalam memorinya. Harus ada tokoh, alur, pergerakan, dan rasional. Itulah inti mendongeng bagi anak. Bukan hanya sesuatu yang dikarang-karang belaka. Sudah saatnya pula kita meninggalkan pola mendongeng yang tidak masuk akal (ir-rasional); mendongeng yang jauh dari keberterimaan akal. Kalaulah bercerita itu bisa membangkitkan kualitas pemikiran anak, mengapa pula masih mendongeng/bercerita tentang sesuatu yang sukar diterima akal. Untuk apa mencerita kisah peri yang membantu sang putri di istana. Ataupun kisah yang sejenisnya.
BACA JUGA: Mengapresiasi Kepahlawanan Guru
Bersamaan dengan itu pula, sesungguhnya materi dan kajian religius juga bisa dimasukkan di dalamnya. Maka sesungguhnya, isi kandungan kitab suci (agama apapun) yang mengandung banyak kisah dan cerita bisa menjadi bahan untuk mendongeng. Sangat banyak kisah yang bisa diceritakan dari setiap kitab suci. Yang namanya kisah dari kitab suci, jika diceritakan dengan baik dan sesuai dengan kadar kemampuan anak, maka hal itu sangat berguna. Sungguh suatu pengajaran dan pendidikan yang tidak ternilai. Begitu juga dengan kisah dan perjuangan para pahlawan nasional yang tersebar pada setiap daerah di Indonesia. Dengan materi yang seperti ini, akan ada kemanfaatan ganda. Tidak hanya membangkitkan imajinasinya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai agama ke dalam sanubari anak,juga spirit nasionalisme. Sungguh, ini merupakan bagian yang sangat urgen.
Mendongeng dengan bahan yang rasional, terlebih tentang kebesaran Allah Tuhan Yang Mahakuasa, para pejuang pembela bangsa adalah sesuatu yang sangat berguna. Sehingga terminologi mendongeng, sejatinya, perlu pula direvisi untuk pendidikan dasar anak. Itulah yang menjadi pijakan agar lebih baik lagi ke depannya kehidupan anak.
Mendongeng, tetaplah bercerita. Sekali lagi ceritanya harus rasional dan bermakna. Maaf, bukan menyalahkan pendongenangan yang selama ini dengan tokoh dan cerita yang jauh dari rasional. Jauh dari hal-hal yang sangat tidak bisa diterima akal sehat. Bahan dongeng tak ubahnya sebuah hidangan. Kalaulah memang akan menghidangkan sesuatu yang sangat berkualitas kepada anak, mengapa hal itu tidak dilakukan. Kalaulah akan memberikan hidangan kepada anak, sejatinya, hidangkanlah dengan sesuatu yang sangat berguna bagi perkembangan diri dan masa depannya. Itulah sejatinya mendongeng bagi anak.
Akhirnya, tidaklah pula menyalahkan para pendongeng “Kancil dan Buaya” atau yang sejenisnya. Itu bagus, bagus kali, bahkan sangat bagus. Tetapi akan lebih bagus lagi kalau memang bermakna dan bernilai bagi perkembangan diri anak kita. Masukkanlah nilai-nilai religius dan nasionalisme. Teori pendidikan juga mengatakan bahwa anak adalah sebagai kertas putih yang kosong, tergantung apa yang mencoretinya/menulisinya. Alangkah baiknya jika yang dicoretkan itu adalah sesuatu yang berguna dan tepat untuk anak. Ini pasti bisa dilakukan. Jika konsep mendongeng sudah disepakati, tinggal lagi bagaimana mengubah arah atas materi yang didongengkan. Itu saja perbedaannya, sehingga membuat mendongeng itu mempunyai nilai yang sangat esensial untuk anak.
===
Penulis Sekretaris pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Pemkab Serdang Bedagai, Sumatra Utara ([email protected])
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]