Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Selama masa pandemi Covid-19 perekonomian India mengalami kontraksi. Gross domestic product (GDP) pada 2020 diproyeksikan minus 11,8%bila dibandingkan tahun lalu. Ekonomi India diperkirakan berkontraksi 11,9% pada kuartal saat ini, lalu kuartal berikutnya, kontraksi mencapai 6,7%. Di kuartal awal tahun depan, kontraksi sebesar 5,4%. GDP India tumbuh 4,2% tahun lalu, sebelum pandemi berlangsung. India merupakan negara dengan jumlah infeksi Covid-19 terbesar kedua di dunia, di bawah Amerika Serikat.
Bila India diproyeksi akan mengalami kontraksi yang dalam pada tahun 2021, maka bagaimana dengan Indonesia? Secara umum,pertumbuhan ekonomi tahun depan nyatanya masih sangat bergantung pada sikap cepat pemerintah penanggulangan pandemi corona virus disease (Covid-19). Bila pandemi belum usai dan penanggulangannya lambat, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 hampir dipastikan tak akan berjalan lancar. Karena itu sikap penyelesaian masalah pandemi akan menentukan arah keseluruhan dari aspek pertumbuhan ekonomi baik konsumsi rumah tangga, investasi, perdagangan ekspor, maupun belanja pemerintah.
Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami nilai negatif dalam dua triwulan secara beurut-turut. Kondisi ini membuat Indonesia masuk resesi. Namun, kontraksi pada triwulan III-2020 yang minus 3,49% ini tak sedalam triwulan II-2020 yang minus 5,32%. Karena itu, perbaikan ekonomi mesti dijaga dengan tetap tidak mengabaikan aspek kesehatan sebagai sumber utama dari pemulihan berkelanjutan.
Meskipun masih terkontraksi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statitik (BPS), Kamis (5/11/2020), kegiatan ekonomi nasional mulai membaik. Hal ini dapat tecermin data secara triwulanan yang tersaji pada data ekonomi triwulan III-2020 tumbuh 5,05% ketimbang triwulan II-2020. Mulai tumbuhnya tren positif triwulan III-2020 menandakan kebijakan yang diambil pemerintah sekarang ini relatif cukup responsif dan adaptif terhadap perkembangan situasi sulit ditengah pandemi Covid-19.
Di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menjaga keseimbangan kesehatan dengan tetap tak meninggalkan tuntutan perbaikan ekonomi. Pemerintah sudah sepatutnya mulai mengidentifikasi lebih jauh,apakah kinerja beberapa sektor usaha yang mulai membaik pada triwulan III-2020 akan dapat berlanjut ke triwulan berikutnya.
Beberapa sektor ekonomi yang terkontraksi paling dalam seperti jasa transportasi, tekstil, dan jasa konstruksi harus mendapatkan atensi pemulihan ekonomi yang optimal. Mengacu Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan masih terkontraksi atau tumbuh minus 4,31% secara tahunan. Namun, angka ini dinilai membaik dibandingkan dengan triwulan II-2020 yang tumbuh minus 6,19%. Meskipun angka pertumbuhan ekonomi belum seperti yang diharapkan, akan tetapi semangat untuk tumbuh masih cukup besar. Potensi ini pun sejatnya harus dioptimalkan karena Indonesia merupakan sumber tenaga kerja sekaligus pasar konsumsi.
Restrukturisasi Pemulihan
Dalam restrukturisasi pemulihan ekonomi akibat Covid-19 Pemerintah Indonesia sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sistem Keuangan Negara dan Stabilitas Ekonomi untuk menangani pandemi Covid-19. Sebagai langkah praktisnya, Pemerintah Indonesia pun telah merestrukturisasi pinjaman dan memberikan bantuan modal kepada penduduk sebagai stimulus ekonomi. Pemerintah juga mengeluarkan aturan taktis melalui Undang-Undang Cipta Kerja untuk meningkatkan investasi dan membuka lapangan kerja. Semua peraturan dan program stimulus ini diharapkan menjadi ruang pertumbuhan sekaligus stimulus efektif untuk membangunkan kondisi ekonomi akibat hantaman wabah pandemi Covid-19.
Selama masa pandemi Covid-19, satu kegiatan ekonomi yang masih tumbuh adalah sektor pertanian. Oleh karenanya sektor pertanian dalam beberapa jangka waktu kedepan harus tetap tumbuh dengan baik. Penambahan fasilitas sarana prasarana yang memadai harus disertai kebijakan penguatan sektor hulu dan hilir pertanian demi stabilnya nilai ekonomi dalam pasar global.
Untuk restrukturisasi ekonomi secara optimal, Pemerintah perlu menciptakan iklim yang mampu menumbuhkan kehadiran para pelaku usaha yang memahami kontekstual masalah selama masa pandemi Covid-19. Dari perspektif ini, efektivitas komitmen dan riset yang mendalam akan membantu negara segera bangkit dan melakukan pemulihan ekonomi.
Di tengah situasi sulit akibat pandemi, Indonesia memerlukan paradigma pemulihan ekonomi yang inklusif dan berbasis riset komprehensif supaya laju pertumbuhan ekonomi diproyeksikan secara tepat.Dorongan memperbanyak riset untuk dapat menyokong aktivitas ekonomi harus dilakukan.Negara dan korporasi idealnya memberikan alokasi anggaran riset lebih besar sebagai investasi analisis ekonomi. Sistem ekonomi berbasis pengetahuan akan membantu banyak pelaku ekonomi berpikir secara matang dalam menjalankan sistem usahanya masing - masing.
Dukungan Data
Pentingnya riset ekonomi ditengah pemulihan ekonomi akibat Covid-19 merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara global. Terlebih, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bagian dari strategi jangka panjang pemerintah Indonesia untuk visi maju Indonesia pada tahun 2045.
Pemberdayaan riset ekonomi ditengah pandemi Covid -19 sangatlah diperlukan demi merasionalkan kebutuhan masyarakat. Ditengah beban pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi dalam sebesar 3,49 persen (year on year/yoy) pada triwulan III-2020. Maka tak ada jalan lain, Pemerintah harus mengoptimalkan banyak riset ekonomi demi membangun kepercayaan ekonomi secara global.
Pemberdayaan riset diperlukan untuk melawan arus pelambatan ekonomi yang terjadi saat ini. Tanpa adanya kebijakan riset ekonomi yang cepat dan tepat, ikhawatirkan resesi akan terus terjadi berkepanjangan sampai triwulan IV-2020, atau mungkin sampai tahun 2021. Pada posisi ini pemerintah tak boleh membiarkan ekonomi negara berjalan sendiri dengan apa adanya karena menyebabkan ekonomi negara semakin terpuruk dan sulit untuk dibangkitkan.
Kebijakan riset ekonomi terpadu akan melindungi dampak bencana ekonomi besar bagi negara. Melalui studi riset ekonomi komprehensif, pemerintah akan dapat mengukur sejauh mana kemampuan daya beli dan konsumsi masyarakat selama masa pandemi supaya dapat memberi pelindungan ketahanan ekonomi negara. Analisa ini sangat membantu bagi efektivitas jaring pengaman sosial dalam bentuk bantuan langsung tunai dan subsidi.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dan menjadi wadah serapan jutaan tenaga kerja menjadi sangat terbantu dengan adanya kebijakan riset ekonomi.Karena dengan kebijakan berbasis riset inilah semua UMKM yang terdampak pandemi akan mendapatkan gambaran besar terkait peluang usaha yang dioptimalkannya.
Pada sisi efektivitas, dengan adanya data riset ekonomi yang akurat pemerintah akan dapat mempercepat realisasi anggaran dari pemulihan ekonomi nasional (PEN). Tak hanya percepatan PEN, peningkatan insentif pajak untuk sektor perdagangan juga menjadi sangat terbantu. Karena kebijakan pengurangan dan pembebasan tarif pajak UMKM masyarakat akan sangat membantu langkah pemulihan ekonomi secara lebih cepat.
====
Penulis Peneliti dan Ketua Riset Jaringan Studi Indonesia.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]