Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melaporkan progres evakuasi penumpang dan pesawat Sriwijaya Air SJ182 kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Laporan tersebut dia berikan saat Jokowi menyambangi JICT II untuk melakukan peninjauan siang ini.
"Assalamualaikum. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Bapak Presiden. Pertama kami ucapkan terima kasih banyak atas arahan presiden yang segera setelah terjadinya kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182. Izinkan kami menyampaikan laporan kegiatan penanganan hingga hari ini sebagai berikut," ujar Menhub Budi Karya di JICT II, Rabu (20/1/2021).
Menhub Budi menjelaskan bahwa kegiatan pencarian dan pertolongan langsung dilakukan di saat SJ182 jatuh pada 9 Januari lalu. Gabungan Basarnas, TNI, Polri, KPLP, hingga Kemenhub langsung bereaksi setelah mendapat informasi dari AirNav Indonesia.
"Kegiatan pencarian korban dan serpihan pesawat dilakukan sejak lost contact pada 9 Januari pukul 14.40 WIB oleh Basarnas didasarkan informasi divisi AirNav Indonesia dengan melibatkan TNI, Polri, KPLP, Kemenhub," terangnya.
Budi menyebut hingga saat ini baru ada satu black box yang ditemukan, yakni flight data recorder (FDR). KNKT sendiri sudah berhasil membuka data FDR untuk menginvestigasi penyebab jatuhnya SJ182.
"FDR atau rekaman data penerbangan sudah ditemukan dan telah berhasil dibuka oleh KNKT untuk memperoleh informasi lebih jauh terkait dengan investigasi penyebab kecelakaan," ungkap Budi.
Namun Budi berharap black box kedua atau cockpit voice recorder (CVR) bisa segera ditemukan demi melengkapi hasil investigasi yang dilakukan KNKT. Terlebih, KNKT juga sudah mendirikan posko di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, untuk memudahkan operasi pencarian.
"Diharapkan CVR dapat segera ditemukan untuk lengkapi investigasi oleh KNKT. Saat ini KNKT juga telah mendirikan posko baru di Pulau Lancang untuk memudahkan operasi pencarian. Hal ini juga dibutuhkan untuk mengungkap penyebab kecelakaan serta mencegah kejadian yang sama di kemudian hari," pesan Budi.
Tidak hanya itu, Budi turut melaporkan hasil penemuan objek pencarian berupa anggota tubuh korban dan puing pesawat hingga hari ke-12 kepada Jokowi. Dia juga menyinggung total korban yang sudah berhasil diidentifikasi tim DVI (Disaster Victim Identification).
"Sampai hari ke-12, Basarnas sudah mengumpulkan 324 kantong bagian tubuh penumpang, 63 kantong serpihan kecil pesawat, 55 bagian potongan besar pesawat. Selanjutnya, penumpang sudah diidentifikasi oleh DVI RS Polri dan sudah diidentifikasi sebanyak 40 identitas dan sudah diserahkan 27 jenazah dan diserahkan ke ahli waris," tuturnya.
Terakhir, Budi menyebut jumlah santunan yang diberikan kepada keluarga korban. Jasa Raharja memberikan santunan sebesar Rp 50 juta, sementara Sriwijaya Air memberikan Rp 1,25 miliar.
"Asuransi sudah menyerahkan santunan kecelakaan sebanyak Rp 50 juta kepada korban sebanyak 36 orang. Secara paralel Sriwijaya telah siapkan uang asuransi sebesar Rp 1,25 miliar per penumpang setelah keluarga korban melengkapi surat yang menunjukkan ahli waris yang dikeluarkan pemerintah setempat. Sehubungan dengan itu mohon Bapak Presiden untuk saksikan penyerahan asuransi dari Sriwijaya ke ahli waris dan santunan dari Jasa Raharja," tandasnya.(dtc)