Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Lia Aminuddin alias Lia Eden meninggal dunia. Pengikutnya menceritakan detik-detik terakhir kehidupan Lia Eden.
Hal tersebut diceritakan komunitas eden lewat email resmi [email protected] yang diterima detikcom, Selasa (13/4/2021). Komunitas Eden mengatakan Lia Eden, yang meninggal pada Jumat (9/4), masih sempat beraktivitas seperti biasa sehari sebelumnya.
"Pada Kamis sore, 8 April 2021, kami masih bercengkerama dan bekerja bersama Paduka Bunda Lia Eden merapikan dan membersihkan taman di depan rumah. Malam harinya sampai pukul 21.30 WIB, beberapa di antara kami masih berada di kamar beliau. Dan pada saat kami meninggalkan kamar, beliau masih dalam keadaan sehat," demikian keterangan Komunitas Lia Eden.
Pada Jumat (9/4) pagi, Lia Eden tak sadarkan diri di kamarnya. Kakinya disebut sudah mendingin dan denyut nadi tangannya sudah tak terasa.
"Jumat, 9 April 2021 pukul 5.30 WIB, saat kami masuk ke kamar beliau, kami sungguh terkejut pada saat melihat beliau sudah tak sadarkan diri di pembaringannya. Kakinya sudah dingin dan denyut nadi tangannya sudah tak teraba, tapi bagian ubun-ubun di kepala masih terasa," ucap komunitas Lia Eden.
Pengikutnya kemudian memanggil ambulans untuk membawa Lia Eden ke rumah sakit. Petugas yang datang kemudian sempat memeriksa Lia Eden.
"Sesampainya ambulans DKI, para petugas langsung mengeluarkan peralatannya untuk memeriksa keadaan beliau sesuai prosedur penanganan pasien. Petugas ambulans DKI menyatakan bahwa Paduka Bunda Lia Eden, junjungan kami yang kami cintai, sudah tiada," tulis pernyataan itu.
Jenazah Lia Eden kemudian dibawa ke rumah sakit St Carolus. Petugas kemudian melakukan pemeriksaan dan mengeluarkan sertifikat medis penyebab kematian.
"Kami langsung menuju ke IGD. Dengan cepat tanggap, petugas langsung membawa beliau untuk diperiksa dokter jaga. Pihak rumah sakit mengeluarkan Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) pada tanggal 9 April 2021 pukul 07..45 WIB," ucapnya.
"Menurut dokter pribadi beliau di RS St Carolus, dimungkinkan wafatnya disebabkan karena terserang stroke kembali, karena sebelumnya beliau pernah terserang stroke ringan pada akhir bulan Oktober 2020. Namun sejak itu beliau sudah berangsur pulih," sambung keterangan itu.
Para pengikut menyebut Lia Eden adalah ratu surga. Komunitas Eden juga menjelaskan mengapa jenazah Lia Eden dikremasi.
"Beliau selalu berpesan kepada kami, apabila wafat, jenazah beliau ingin dikremasi dan abunya ditabur ke laut agar menyatu dengan semesta, sehingga tak ada jejak fisik yang ditinggalkan. Hal ini untuk menghindari pengkultusan di kemudian hari, termasuk mengeramatkan kuburannya. Demikian pesan beliau kepada kami saat beliau masih hidup," demikian tulis Komunitas Eden.
Komunitas Eden mengatakan Lia Eden telah menyelesaikan kitab suci surga, yakni buku Teologi untuk Pancasila sebanyak 5 jilid, buku Teori Segalanya, dan beberapa tulisan yang lainnya. Komunitas Eden menegaskan pewahyuan Tuhan di Eden telah selesai dan tak ada lagi yang menerima otoritas pewahyuan.
"Setelah beliau wafat, maka Pewahyuan Tuhan di Eden usai. Saat ini tak ada di antara kami, Komunitas Eden, yang menerima otoritas pewahyuan. Kami percaya bahwa Paduka Maharaja Ruhul Kudus dan Paduka Maharatu Lia Eden senantiasa menyertai dan memandu jalan kami untuk mewujudkan Surga Eden yang penuh damai di Bumi ini untuk semua umat dan kepercayaan apa pun yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa," jelas Komunitas Eden.
Jenazah Lia Eden telah dikremasi di Rumah Duka Grand Heaven Jakarta, Senin (12/4). Abu jenazah Lia Eden kemudian dilarung ke Laut.
"Untuk abunya dilarung di Dermaga Ancol sih. Tapi saya kurang tahu lokasi tepatnya di mana. Cuma yang kita tahu di Dermaga Ancol," ujar Customer Service Rumah Duka Grand Heaven Jakarta, Isna.
Isna menyebut abu jenazah Lia Eden telah dilarung di Dermaga Ancol. Abu jenazah Lia Eden dilarung 3 jam setelah dikremasi.(dtc)