Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Bank Jago Tbk (ARTO) dikabarkan akan mengakuisisi PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN). Nantinya Bank Jago akan menjadi pemegang saham mayoritas lantaran mengambil alih yang dimiliki oleh Trinugraha Capital & Co Sca.
Berdasarkan data keterbukaan, pemegang saham mayoritas BFIN adalah Trinugraha Capital & Co Sca dengan 42,81%, selanjutnya DB Spore DCS A/C dengan 8,25%, dan sisanya publik dengan 42,66%.
Di tengah kabar aksi korporasi tersebut, ternyata kondisi keuangan Bank Jago sedang merugi. Pada laporan keuangan tahun 2020, emiten berkode ARTO ini rugi Rp 189,6 miliar. Angka rugi tersebut meningkat 61,7% dari periode tahun sebelumnya yang rugi Rp 117,2 miliar.
Jika dilihat lagi, sebetulnya Bank Jago berhasil membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 90 miliar selama 2020. Angka ini meningkat 71,2% dari periode tahun 2019 yang sebesar Rp 52,6 miliar. Pada tahun 2020, beban bunga Bank Jago mencapai Rp 25,4 miliar.
Dengan begitu pendapatan bunga bersih Bank Jago tercatat Rp 64,6 miliar. Angka ini tercatat meroket 462,1% dibandingkan periode yang sebelumnya hanya Rp 11,5 miliar.
Bank Jago tercatat merugi dikarenakan memiliki beban yang cukup besar, yang paling besar adalah beban personalia yang mencapai Rp 157,7 miliar. Angka ini naik drastis dibandingkan periode 2019 yang sebesar Rp 26,8 miliar.
Beban yang lain adalah penyisihan penurunan nilai yaitu Rp 38,1 miliar, beban umum dan administrasi Rp 74,9 miliar, dan beban lainnya Rp 4,6 miliar. Dengan begitu Bank Jago membukukan rugi bersih mencapai Rp 189,6 triliun selama 2020.
Pada tahun 2020, liabilitas Bank Jago mencapai Rp 947,5 miliar atau meningkat 48,08% dari periode tahun 2020 yang sebesar Rp 639,8 miliar. Sedangkan aset, Bank Jago memiliki Rp 2,17 triliun atau naik 64,3% dari tahun 2020 yang sebesar Rp 1,32 triliun.(dtf)