Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Prancis kembali dibuka sejak pekan lalu. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris membuka 6 kelas untuk memfasilitasi antusiasme calon pelajar.
Hanya saja aktivitas pembelajaran BIPA di Prancis masih digelar secara daring atau online. Pasalnya pemerintah Prancis memberlakukan jam malam dan pembatasan aktivitas akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris, Warsito, mengatakan KBRI Paris secara rutin mengadakan kelas BIPA sebanyak dua semester tiap tahun.
"Pembelajaran untuk semester ini pendaftar kelas BIPA di KBRI Paris mencapai 250 orang. Namun, kapasitas penyelenggaraan dibatasi menjadi enam kelas," ujar Warsito, seperti yang dikutip dari laman Kemendikbud, Minggu (18/4/2021).
Warsito menambahkan bahwa secara khusus, KBRI Paris menargetkan adanya pembelajaran BIPA baru di berbagai universitas. Untuk itu, KBRI Paris memiliki dua program utama, yaitu BIPA Goes to Campus dan BIPA for French.
Kedua program tersebut direalisasikan melalui beberapa kegiatan, yaitu lomba pidato, bercerita, presentasi, mengarang, pemutaran film, dan kegiatan yang terintegrasi dengan pendidikan dan budaya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa peserta yang mendaftar berasal dari berbagai kota di Prancis, seperti Paris, Lyon, Marseille, Toulouse, Bordeaux, dan ada tambahan empat peserta dari luar Prancis.
Profesi dari peserta pun beragam antara lain seniman, pelajar, direktur, pengajar, pengembang web (web developer), pilot, dan teknisi.
"Pembelajaran akan berlangsung secara daring dengan 20 kali pertemuan, dan tiap pertemuan diisi selama 1,5 jam. Kemudian, terdapat 168 orang yang tersebar di 6 kelas dengan 3 tingkatan berbeda yaitu, pemula, menengah, dan mahir," ungkap Warsito yang juga mantan dekan FMIPA Universitas Lampung.
Sementara itu, latar belakang ketertarikan peserta untuk mengikuti kelas BIPA juga beragam, di antaranya alasan profesi/akademik, kerja sama, apresiasi terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia, dan ada yang karena ingin berkunjung ke Indonesia. (dtc)