Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Anggota Komisi I DPR F-PDIP, TB Hasanuddin meminta KSAL Laksamana TNI Yudo Margono bertanggung jawab atas tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402. Dia juga meminta penyebab tenggelamnya kapal itu segera dicari tahu.
"Kasal Laksamana TNI Yudo Margono harus bertanggung jawab atas tragedi ini," ujar TB Hasanuddin kepada wartawan, Selasa (27/4/2021).
TB Hasanuddin mengatakan KRI Nanggala 402 tergolong kapal selam tua. Menurutnya, batas waktu operasi kapal selam itu bertahan sampai 25 tahun.
"Dilihat dari usianya, KRI Nanggala-402 buatan tahun 1978 tergolong cukup tua. Mengingat sebuah kapal selam biasanya hanya bertahan 25 tahun," kata purnawirawan TNI AD.
Menurutnya, KRI Nanggala-402 telah melewatkan batas waktu pemeliharaan hingga tiga tahun. TB Hasanuddin mengatakan kapal selam seharusnya melakukan pemeliharaan setiap enam tahun untuk dinyatakan laik, terlebih dengan usia yang tua.
Dia juga meminta penyebab KRI Nanggala 402 tenggelam ditelusuri. TB Hasanuddin mendesak agar Panglima TNI dan Kemhan RI segera melakukan investigasi.
"Ini harus ditelusuri, apakah memang benar sejak diretrofit tahun 2012 hingga saat ini KRI Nanggala 402 tak kunjung mendapatkan perawatan. Kalau memang benar ini sangat keterlaluan," ucapnya.
"Lakukan investigasi keseluruhan termasuk soal anggaran dan teknis di lapangan," pungkas TB Hasanuddin.
Sebelumnya, Laksamana Yudo Margono menegaskan tenggelamnya KRI Nanggala-402 bukan karena human error atau kesalahan manusia. Dia memastikan, proses penyelaman kapal selam itu sudah sesuai prosedur.
"Dari awal saya sampaikan bahwa kapal ini, bukan atau tidak human error. Jadi bukan human error. Karena saat proses menyelam itu sudah melalui prosedur yang betul," kata Yudo dalam jumpa pers di Bali, Minggu (25/4/2021).
Saat menyelam, lanjutnya, lampu kapal selam itu juga masih menyala pertanda KRI Nanggala-402 dalam kondisi baik. Kapal selam itu juga pernah digunakan untuk latihan sebelum insiden di perairan Bali ini.
"Kapal ini sebelum berangkat sudah latihan tanggal 12 April, melaksanakan latihan penambakan," ucap Yudo.
Yudo memastikan jumlah awak kapal di KRI Nanggala-402 sesuai kapasitas. Kapasitas Nanggala adalah 57 orang. KRI Naggala tidak ada masalah sebelum akhirnya tenggelam di perairan Bali.
"Waktu awal saya sampaikan, dinyatakan bahwa layak melaksanakan berlayar dan bertempur. Maka kita proyeksikan untuk melaksanakan penembakan torpedo," ujarnya.
KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4) kemarin, saat hendak latihan menembak torpedo. Pada Sabtu (24/4), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengumumkan KRI Nanggala-402 mengalami subsunk.
Dipastikan 53 awak KRI Nanggala-402 gugur. Kapal selam buatan Jerman itu ditemukan di kedalaman 838 meter perairan utara Bali dan dalam kondisi terbelah tiga.
(dtc)