Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New Delhi. Pengadilan di New Delhi, India akan mulai memberlakukan sanksi kepada para pejabat pemerintah yang gagal mengirimkan pasokan oksigen ke banyak rumah sakit usai angka kasus harian melonjak drastis beberapa waktu belakangan.
Seperti dilansir The Associated Press, Minggu (2/5/2021) per hari Minggu, 2 Mei 2021, India mencatat sedikit penurunan kasus harian sebanyak 392.488, di mana sehari sebelumnya mencapai 401,993 kasus. Sementara itu, kematian dilaporkan juga bertambah 3.689 kasus sehingga total kematian akibat COVID di India menjadi 215.542.
Sulitnya pemerintah mempertahankan stabilitas pasokan oksigen membuat beberapa otoritas rumah sakit meminta intervensi pengadilan di New Delhi. Mereka meminta pengadilan memberlakukan sanksi kepada para pejabat.
"Ini sudah melampaui batas. Cukup, cukup," kata Pengadilan Tinggi Delhi sembari menambahkan akan mulai menghukum pejabat pemerintah jika pasokan oksigen yang dialokasikan ke rumah sakit tidak dikirim.
"Kami tidak bisa membiarkan orang sekarat," kata Hakim Vipin Sanghi dan Rekha Patil.
Akibat kelangkaan, pemerintah India menggunakan kereta api, hingga mengerahkan tentara Angkatan Udara dan Angkatan Laut untuk membawa tanki-tanki oksigen yang dibutuhkan.
Menurut seorang direktur Rumah Sakit Batra, S C L Gupta, sebanyak 12 pasien COVID-19, termasuk seorang dokter meninggal dunia pada Sabtu (1/5) usai kehabisan pasokan oksigen selama 80 menit.
Lebih lanjut, surat kabar The Times of India melaporkan 16 kematian lainnya di dua rumah sakit di selatan negara bagian Andhra Pradesh, dan enam kematian di rumah sakit Gurgaon, pinggiran New Delhi karena kekurangan oksigen.
Sementara itu, rumah sakit milik tentara juga dibuka untuk warga sipil usai banyak rumah sakit India penuh dan kekurangan tempat tidur pasien.
Pemerintah India juga memberikan dukungan keuangan darurat kepada tentara untuk mendirikan fasilitas karantina baru, rumah sakit serta membeli peralatan yang dibutuhkan. Sekitar 600 dokter yang telah pensiun dalam beberapa tahun terakhir juga kembali dipanggil untuk merawat pasien COVID-19.
"Tentara Angkatan Laut mengerahkan 200 asisten perawat di rumah sakit sipil," demikian disampaikan dalam sebuah pernyataan pemerintah.(dtc)