Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Krisis Corona di India terus memburuk. Kematian akibat COVID-19 di India bahkan mencapai rekor 3.780 kematian dalam 24 jam terakhir, sehari setelah India menjadi negara kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang melewati tonggak sejarah 20 juta kasus infeksi virus Corona.
Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Rabu (5/5/2021), data Kementerian Kesehatan India menunjukkan, jumlah kasus infeksi harian mencapai 382.315 kasus pada Rabu (5/5).
Pemodelan pemerintah telah menunjukkan puncaknya pada hari Rabu ini, beberapa hari lebih awal dari yang diperkirakan, seiring virus Corona menyebar lebih cepat dari yang diperkirakan.
Lonjakan virus Corona di India yang sangat menular telah menyebabkan rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen. Banyak orang meninggal di ambulans dan tempat parkir mobil saat menunggu mendapat tempat tidur rumah sakit atau oksigen.
Lonjakan infeksi di India bertepatan dengan penurunan drastis dalam vaksinasi karena masalah pasokan dan pengiriman.
Setidaknya tiga negara bagian, termasuk Maharashtra, rumah bagi ibu kota komersial Mumbai, telah melaporkan kelangkaan vaksin hingga menutup beberapa pusat inokulasi.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua virus Corona. Festival keagamaan dan kampanye politik telah menarik ratusan ribu orang dalam acara-acara super spreader.
Oposisi India telah menyerukan lockdown (penguncian) nasional, tetapi pemerintah enggan untuk memberlakukan penutupan karena takut akan dampak ekonomi, meskipun beberapa negara bagian telah memberlakukan pembatasan sosial.
Seruan agar Modi mundur pun mencuat.
"Kami membutuhkan pemerintah. Dengan putus asa. Dan kami tidak memilikinya. Kami kehabisan udara. Kami sekarat," tulis penulis India, Arundhati Roy dalam sebuah opini yang diterbitkan pada hari Selasa (4/5) menyerukan agar Modi mundur.
"Ini adalah krisis yang sedang Anda buat. Anda tidak dapat menyelesaikannya. Anda hanya dapat memperburuknya ... Jadi silakan pergi. Itu adalah hal yang paling bertanggung jawab untuk Anda lakukan. Anda telah kehilangan hak moral untuk menjadi perdana menteri kami," imbuhnya.(dtc)